PUTRANTO, Muhammad Ronald Tato (2022) Penolakan Etnis Melayu terhadap Rencana Ratifikasi International Convention on The Elimination of All Forms of Racial Discrimination (ICERD) dan Kejatuhan Koalisi Pakatan Harapan di Malaysia. Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

	PDF (Cover) COVER-Muhammad Ronald Tato Putranto-F1D017024-Skripsi-2022.pdf Download (80kB)
	PDF (Legalitas) LEGALITAS-Muhammad Ronald Tato Putranto-F1D017024-Skripsi-2022.pdf Restricted to Repository staff only Download (391kB)
	PDF (Abstrak) ABSTRAK-Muhammad Ronald Tato Putranto-F1D017024-Skripsi-2022.pdf Download (144kB)
	PDF (BabI) BAB I-Muhammad Ronald Tato Putranto-F1D017024-Skripsi-2022.pdf Restricted to Repository staff only Download (152kB)
	PDF (BabII) BAB II-Muhammad Ronald Tato Putranto-F1D017024-Skripsi-2022.pdf Restricted to Repository staff only Download (180kB)
	PDF (BabIII) BAB III-Muhammad Ronald Tato Putranto-F1D017024-Skripsi-2022.pdf Restricted to Repository staff only Download (151kB)
	PDF (BabIV) BAB IV-Muhammad Ronald Tato Putranto-F1D017024-Skripsi-2022.pdf Restricted to Repository staff only Download (329kB)
	PDF (BabV) BAB V-Muhammad Ronald Tato Putranto-F1D017024-Skripsi-2022.pdf Restricted to Repository staff only Download (760kB)
	PDF (BabVI) BAB VI-Muhammad Ronald Tato Putranto-F1D017024-Skripsi-2022.pdf Restricted to Repository staff only Download (184kB)
	PDF (DaftarPustaka) DAFTAR PUSTAKA-Muhammad Ronald Tato Putranto-F1D017024-Skripsi-2022.pdf Download (201kB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisa bagaimana bagaimana penolakan etnis Melayu terhadap rencana ratifikasi ICERD di Malaysia dan pengaruhnya bagi kejatuhan koalisi Pakatan Harapan. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dan perspektif strukturalisme. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan salah satu pendekatan dalam studi perbandingan politik, yaitu critical junctures analysis. Sasaran penelitian adalah etnis Melayu yang menjadi penggerak utama dalam penolakan rencana ratifikasi ICERD. Hasil dari penelitian ini adalah rencana ratifikasi ICERD oleh Mahathir Mohamad di Malaysia telah memancing reaksi yang negatif bagi masyarakat Malaysia, dalam hal ini yang paling menentang adalah etnis atau orang-orang Melayu. Meskipun rencana ratifikasi ICERD telah dibatalkan oleh Mahathir, orang-orang Melayu dari berbagai macam lapisan dan berbagai daerah memutuskan unttuk turun ke jalanan Kuala Lumpur untuk menyuarakan aspirasi mereka terkait dengan penolakan rencana ratifikasi ICERD di Malaysia. Aksi turun ke jalan tersebut yang kemudian dikenal dengan aksi unjuk rasa 812. Alasan yang mendasari orang-orang Melayu menolak rencana ratifikasi ICERD adalah mereka khawatir keistimewaan mereka di Malaysia akan hilang apabila ICERD benar-benar terwujud di Malaysia. Selain itu, aksi penolakan rencana ratifikasi ICERD oleh orang- orang Melayu juga dipicu oleh trauma sejarah yang belum hilang di benak orang-orang Melayu. Trauma sejarah yang dimaksud disini adalah ketakutan bahwa peristiwa kerusuhan rasial tahun 1969 terulang lagi dimana orang – orang Melayu tidak mau keistimewaan dan harga diri mereka diinjak -injak oleh orang-orang non-Melayu. Gelombang protes atau penolakan terhadap rencana ratifikasi ICERD oleh orang Melayu di Malaysia pada akhirnya ikut andil dalam goyahnya kekuasaan koalisi Pakatan Harapan di Malaysia hingga berujung pada kejatuhan koalisi Pakatan Harapan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka aksi penolakan rencana ratifikasi ICERD oleh orang-orang Melayu memiliki pengaruh yang signifikan dalam kejatuhan koalisi Pakatan Harapan. Hal tersebut dikarenakan setelah aksi penolakan besar-besaran tersebut, koalisi Pakatan Harapan mendapatkan rentetan masalah. Dimulai dari menurunnya kepercayaan orang-orang Melayu terhadap Mahathir dan PH, Oposisi yang mendapatkan momentum untuk merongrong kekuasaan PH, dan ketidakpuasan DAP terhadap Mahathir yang ikut mendorong munculnya ketidaksolidan di internal PH. Ketiga hal tersebutlah yang kemudian menghantui Mahathir dan PH hingga kejatuhan mereka.

Actions (login required)

View Item