SIREGAR, Rahmad Ramadhan (2017) Strategy Of Baznas On Poverty Alleviation in Banyumas District. Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.
|
PDF (Cover)
Cover_1.pdf Download (79kB) | Preview |
|
PDF (Legalitas)
Legalitas dan bagian awal TA.pdf Restricted to Repository staff only Download (37kB) |
||
|
PDF (Abstrak)
Abstrak_1.pdf Download (47kB) | Preview |
|
PDF (BabI)
Bab I_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (72kB) |
||
PDF (BabII)
Bab II_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (182kB) |
||
PDF (BabIII)
Bab III_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (73kB) |
||
PDF (BabIV)
Bab IV_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
||
PDF (BabV)
Bab V_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (56kB) |
||
|
PDF (Daftarpustaka)
Daftar pustaka_1.pdf Download (65kB) | Preview |
|
PDF (Lampiran)
Lampiran_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (59kB) |
Abstract
Kemiskinan masih menjadi masalah polemik di Kabupaten Banyumas. Berdasarkan data pada beberapa tahun terakhir tingkat kemiskinan di Banyumas mengalami peningkatan. Jika dibandingkan dengan angka kemiskinan 35 Kabupaten / Kota di Provinsi Jawa Tengah, pada tahun 2015 tingkat kemiskinan di Kabupaten Banyumas berada di peringkat 8 tertinggi. Dilihat dari Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2), capaian di Kabupaten Banyumas cukup tinggi. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kabupaten Banyumas berada di peringkat 8 termiskin dari 35 kabupaten / kota di Provinsi Jawa Tengah sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2), Kabupaten Banyumas berada di peringkat 11 termiskin. Selanjutnya, berdasarkan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskian (TNP2K) menunjukkan masingmasing Kecamatan di Kabupaten Banyumas didominasi oleh penduduk dengan 10% kesejahteraan terendah di Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Banyumas masih dikategorikan sebagai kabupaten miskin. Prosentase tingkat kemiskinan antar kecamatan di perkotaan dan kecamatan di perdesaan di Kabupaten Banyumas memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan yang tinggi antara kecamatan perkotaan dan kecamatan perdesaan di Banyumas. Penelitian ini menggunakan metode campuran yang menggabungkan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Teknik Pengumpulan data yang dilakukan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada pegawai BAZNAS Banyumas, instansi pemerintah daerah yang memiliki sinergi dengan BAZNAS Banyumas dan organisasi non pemerintah di Kabupaten Banyumas. Selain itu, wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan lebih banyak uraian dan penjelasan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Banyumas. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang mewakili pegawai BAZNAS Banyumas, Kementerian Agama di Kabupaten Banyumas, Dinas Sosial, Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Daerah, Tokoh Masyarakat, dan Akademisi . Total responden dari teknik pengumpulan data ini adalah tujuh (7) responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif statistik, deskriptif kualitatif, dan matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threath (SWOT). Hasil analisis menunjukkan bahwa kemiskinan masih merupakan masalah yang berkelanjutan di Kabupaten Banyumas. Tingkat kemiskinan di Kabupaten Banyumas masih lebih tinggi dari tingkat rata-rata. Dilihat dari Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2), capaian di Kabupaten Banyumas cukup tinggi. Data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) juga menunjukkan jumlah <40% kesejahteraan terendah di Kabupaten Banyumas adalah 790.550 penduduk, sama dengan 48,77% dari total penduduk Banyumas. BAZNAS Banyumas memiliki peran penting dalam pengentasan kemiskinan melalui pengelolaan dana zakat. BAZNAS Banyumas melaksanakan program dan kegiatan untuk meningkatkan kualitas kehidupan mustahik. Pada pengentasan kemiskinan di Kabupaten Banyumas, BAZNAS mendistribusikan kebutuhan makanan pokok, biaya perawatan medis, kompensasi orang-orang miskin, kompensasi sebelum hari raya renovasi rumah tidak layak huni, kompensasi kepada orang-orang berutang (ghorim) biaya pendidikan untuk siswa-siswi miskin , Pelatihan kejuruan, kewirausahaan, peternakan, dan bantuan modal. Matriks SWOT menghasilkan empat strategi yaitu Strength-Opportunity (SO Strategy) yaitu dengan cara meningkatkan intensitas kerja sama antar BAZNAS Kabupaten Banyumas dengan pihak eksternal instansi pemerintah, Weakness-Opportunity (WO Strategy) yaitu dengan cara memperbaiki manajemen BAZNAS, Strength-Threath (ST Strategy) yaitu dengan cara melakukan sosialisasi dan pengarahan terkait dengan program yang dijalankan, dan Weakness-Threath (WT Strategy) yaitu dengan cara memperbaiki sistem perencanaan yang terkait dengan program. Implikasi dari analisis di atas adalah yang pertama, kemiskinan harus segera diatasi karena kemiskinan merupakan masalah polemik. Instansi Pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Banyumas dapat bersinergi untuk mengatasi masalah kemiskinan di Banyumas. Kedua, BAZNAS Banyumas dapat menjalankan program secara intensif dan lebih beragam serta kreatif melalui pendekatan religius. Selain itu, BAZNAS Banyumas juga perlu melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap program tersebut. Ketiga, BAZNAS harus memperhatikan poin-poin SWOT.Dengan maksimalisasi kekuatan untuk meraih peluang, meminimalkan kelemahan untuk mendapatkan lebih banyak peluang, meningkatkan kekuatan untuk menghindari ancaman, dan meminimalkan kelemahan sehingga ancaman dapat dihindari.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Nomor Inventaris: | C17356 |
Subjects: | M > M35 Management |
Divisions: | Fakultas Ekonomi dan Bisnis > S1 Manajemen |
Depositing User: | Mr Rohmadi Rohmadi |
Date Deposited: | 27 Jun 2019 08:55 |
Last Modified: | 23 Jul 2020 01:39 |
URI: | http://repository.unsoed.ac.id/id/eprint/1531 |
Actions (login required)
View Item |