APRILIANTO, Rian Widhi (2016) Kajian Erosi Tanah pada Lahan Tumpang Sari Kentang Atlantik dan Teh dengan Perbedaan Jenis Mulsa dan Pupuk dalam Sistem Guludan Horizontal. Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

	PDF (Cover) Cover_1.pdf Download (981kB)
	PDF (Legalitas) Legalitas_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB)
	PDF (Abstrak) Abstrak_1.pdf Download (988kB)
	PDF (BabI) Bab I_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	PDF (BabII) Bab II_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	PDF (BabIII) Bab III_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	PDF (BabIV) Bab IV_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	PDF (BabV) Bab V_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (982kB)
	PDF (DaftarPustaka) Daftar Pustaka_1.pdf Download (1MB)
	PDF (Lampiran) Lampiran_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Kentang pada umumnya ditanam di dataran tinggi pada lahan yang miring, yang memicu terjadinya erosi saat hujan atau pemberian irigasi. Teknik budidaya tumpang sari tanaman kentang yang dikombinasikan dengan sistem guludan horizontal berpotensi mengurangi laju erosi, serta meningkatkan pertumbuhan tanaman. Namun, hal tersebut belum dikaji secara komprehensif. Tujuan dari penelitian ini antara lain : (1) Mengetahui besarnya run off pada lahan tumpang sari kentang atlantik dan teh dengan perbedaan jenis mulsa dan pupuk dalam sistem guludan horizontal. (2) Mengetahui besarnya kehilangan tanah pada lahan tumpang sari kentang atlantik dan teh dengan perbedaan jenis mulsa dan pupuk dalam sistem guludan horizontal. (3) Mengetahui jenis mulsa dan pupuk yang sesuai untuk meminimalisir run off dan kehilangan tanah pada lahan tumpang sari kentang atlantik dan teh dengan perbedaan jenis mulsa dan pupuk dalam sistem guludan horizontal. Penelitian dilakukan di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, sedangkan analisis laboratorium dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah dan Laboratorium Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, dimulai pada bulan Mei sampai Agustus 2015. Perlakuan terdiri atas: mulsa plastik-pupuk organik (MPO), mulsa jerami-pupuk organik (MJO), tanpa mulsa-pupuk organik (TMO), mulsa plastik-pupuk kimia (MPK), mulsa jerami-pupuk kimia (MJK), dan tanpa mulsa-pupuk kimia (TMK). Variabel yang diukur meliputi run off dan kehilangan tanah. Analisis dilakukan dengan membandingkan data kehilangan tanah terukur dengan data kehilangan tanah prediksi dengan menggunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE), yang kemudian disajikan dalam bentuk grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya run off pada perlakuan MPO, MJO, TMO, MPK, MJK, dan TMK berturut-turut sebesar 16.88 m³/ha, 21.74 m³/ha, 30.38 m³/ha, 17.07 m³/ha, 23,39 m³/ha dan 24,19 m³/ha. Besarnya kehilangan tanah hasil pengukuran di lapangan untuk perlakuan yang sama berturut-turut sebesar 41,39 ton/ha, 36,79 ton/ha, 84,35 ton/ha, 72,31 ton/ha, 59,47 ton/ha, dan 84,91 ton/ha, sedangkan data hasil prediksi dengan metode USLE berturut-turut sebesar 73,65 ton/ha, 73,65 ton/ha, 263,03 ton/ha, 73,65 ton/ha, 73,65 ton/ha, dan 263,03 ton/ha. Kombinasi jenis mulsa dan pupuk yang sesuai untuk meminimalisir erosi adalah kombinasi perlakuan mulsa jerami-pupuk organik (MJO). Keseluruhan hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai acuan untuk penelitian lanjutan, serta sebagai salah satu dasar pertimbangan guna pengembangan sistem pertanian kentang yang berkelanjutan.

Actions (login required)

View Item