Search for collections on Repository Universitas Jenderal Soedirman

Identifikasi Zat Pengatur Tumbuh (Zpt) Alami Penyebab Kerontokan Dan Studi Pemberian Zpt Terhadap Fisiologi Dan Kualitas Jambu Semarang (Syzygium Samarangense ‘Citra’)

TINI, Etik Wukir (2022) Identifikasi Zat Pengatur Tumbuh (Zpt) Alami Penyebab Kerontokan Dan Studi Pemberian Zpt Terhadap Fisiologi Dan Kualitas Jambu Semarang (Syzygium Samarangense ‘Citra’). Doctoral thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

[img] PDF (Cover)
Cover.pdf

Download (153kB)
[img] PDF (legalitas)
legalitas dll.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (685kB)
[img] PDF (Abstrak)
ABSTRAK.pdf

Download (92kB)
[img] PDF (BabI)
I. Pendahuluan.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (418kB)
[img] PDF (BabII)
II. ZPT Penyebab Kerontokan.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (374kB)
[img] PDF (BabIII)
III. Kandungan.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (208kB)
[img] PDF (BabIV)
IV. FISIOLOGI TANAMAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (736kB)
[img] PDF (BabV)
V. KUALITAS FISIK.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (696kB)
[img] PDF (BabVI)
VI. PEMBAHASAN UMUM.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (813kB)
[img] PDF (BabVII)
VII. RINGKASAN DAN SUMMARY.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (218kB)
[img] PDF (BabVIII)
VIII. KESIMPULAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (135kB)
[img] PDF (DaftarPustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (639kB)
[img] PDF (Lampiran)
Lampiran.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (857kB)

Abstract

Kerontokan bunga dan buah merupakan salah satu masalah dalam budidaya jambu citra. Upaya yang dilakukan untuk mengurangi tingkat kerontokan yaitu dengan pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Penggunaan ZPT alami diharapkan dapat mengurangi tingkat kerontokan bunga dan buah serta meningkatkan kualitas jambu citra dan aman untuk dikonsumsi karena tidak mengandung senyawa kimia sintetik. Kualitas jambu citra yang meningkat akan menyebabkan harga buah lebih tinggi, masa simpan lebih lama serta mampu bersaing dengan buah tropis lainnya bahkan buah impor. Tujuan penelitian untuk mengetahui hormon penyebab kerontokan bunga dan buah jambu citra, mengkaji aplikasi ZPT untuk mengurangi tingkat kerontokan bunga dan buah serta meningkatkan kualitas buah jambu citra. Penelitian terdiri dari empat tahap penelitian 1) identifikasi kandungan hormon penyebab kerontokan buah jambu citra, 2) identifikasi kandungan hormon pada beberapa tanaman, 3) uji pengaruh ZPT terhadap fisiologi tanaman, kerontokan bunga dan buah jambu citra, dan 4) Uji kualitas fisik dan kimia buah jambu citra dengan aplikasi ZPT. Penelitian 1 bertujuan untuk mengetahui ZPT alami yang menyebabkan kerontokan bunga dan buah jambu citra. Penelitian dilakukan pada Juni 2019 sampai Februari 2020 dengan membandingkan sampel 6 tahap perkembangan buah yang rontok dan tertahan dari kandungan sitokinin (zeatin dan kinetin), IAA (Indole Acetid Acid), giberelin (GA3), ACC (1-Aminocyclopropane 1- Carboxylic Acid), gula total, dan pati. Enam tahapan perkembangan buah jambu citra adalah 1) Bud Flower (Awal pembungaan) 0 sampai 3 hari sebelum athesis, 2) Anthesis (bunga mekar sempurna), 0 sampai 3 hari, 3) Fruit Set (pembentukkan buah jadi), 7 sampai 14 hari setelah anthesis. (4) Fruit Development (perkembangan buah), 14 sampai 28 hari setelah anthesis, 5) Fruit Maturation (pemasakan buah), 28 sampai 35 hari setelah anthesis, 6) Fruit Ripening (pematangan buah), 35 sampai 50 hari setelah anthesis. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 ulangan dan analisis data dengan uji t. Penelitian 2 bertujuan untuk mendapatkan kandungan auksin, sitokinin, dan giberelin berbagai ekstrak bahan organik tanaman. Penelitian dilakukan pada Juni 2019 sampai Februari 2020 di Laboratorium Riset Terpadu, Universitas Jenderal Soedirman untuk preparasi sampel dan Laboratorium kimia, Balai Besar Pascapanen, Kementerian Pertanian, Bogor untuk analisis kandungan auksin (IAA), sitokinin (kinetin dan zeatin), dan giberelin (GA3). Rancangan percobaan yang digunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Data dianalisis dengan uji F dan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT). Lima bahan yang dianalisis kandungan hormon endogenous yaitu umbi bawang merah, (Allium cepa), bonggol pisang (Musa x paradisiaca), daun kelor (Moringa oleifera), biji jagung manis (Zea mays), dan kecambah kacang hijau (Phaseolus vulgaris). Penelitian 3 bertujuan untuk mendapatkan pengaruh ZPT tehadap fisiologi dan tingkat kerontokan bunga dan buah jambu citra. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2020 sampai Oktober 2021 di kebun jambu citra Desa Kajongan Kecamatan Bojongsari Purbalingga, Laboratorium Riset Terpadu Universitas Jenderal Soedirman dan di Laboratorium Kimia, Balai Besar Pascapanen, Kementerian Pertanian, Bogor. Tanaman jambu citra Varietas Citra yang dengan tinggi ± 5 m dengan jarak tanam (8 x 9) m berjumlah 42 pohon. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan empat belas perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan tersebut adalah kontrol, 60 ppm GA3, 20 ppm NAA, 20 ppm BAP, 10 g ekstrak bonggol pisang, 10 g ekstrak daun kelor, 10 g ekstrak kecambah kacang hijau, 10 g ekstrak bawang merah, 10 g ekstrak biji jagung manis, 20 g ekstrak bonggol pisang, 20 g ekstrak daun kelor, 20 g ekstrak kecambah kacang hijau, 20 g ekstrak bawang merah, dan 20 g ekstrak biji jagung manis. Penelitian 4 bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui kualitas fisik dan kimia yang terbaik pada buah jambu citra dengan aplikasi ZPT. Penelitian dilakukan pada bulan November 2020 sampai Februari 2021 di Laboratorium Riset Terpadu Universitas Jenderal Soedirman dan Laboratorium Kimia, Balai Besar Pascapanen, Kementerian Pertanian, Bogor. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 14 perlakuan dan 3 ulangan. Keempat belas perlakuan tersebut adalah sebagai berikut. Perlakuan tersebut adalah kontrol (tanpa perlakuan), 60 ppm GA3, 20 ppm NAA, 20 ppm BAP, 10 g ekstrak bonggol pisang, 10 g ekstrak daun kelor, 10 g ekstrak kecambah kacang hijau, 10 g ekstrak bawang merah, 10 g ekstrak biji jagung manis, 20 g ekstrak bonggol pisang, 20 g ekstrak daun kelor, 20 g ekstrak kecambah kacang hijau, 20 g ekstrak bawang merah, dan 20 g ekstrak biji jagung manis. Hasil penelitian 1 menunjukkan bahwa kandungan IAA, zeatin, kinetin, dan GA3 buah citra yang rontok pada 6 tahapan perkembangan adalah lebih kecil dibandingkan yang tertahan, sedangkan kandungan ACC lebih tinggi pada buah yang rontok dibanding tertahan. Kandungan ZPT alami bunga/buah jambu citra yang rontok berturut-turut sebagai berikut IAA 0,41 sampai1,42 ppm; zeatin 0,03 sampai 0,66 ppm; kinetin 1,38 sampai 2,96 ppm; GA3 8,97 sampai 28,63 ppm; dan ACC 30,92 sampai 48,39 ppm. Buah jambu citra yang tertahan mempunyai kandungan IAA 30,92 sampai 48,39 ppm; zeatin 2,04 sampai 3,29 ppm; kinetin 2,46 sampai 11,31 ppm; GA3 57,72 sampai 79,65 ppm; dan ACC 30,92 sampai 48,39 ppm. Kandungan gula total buah jambu citra yang rontok 5,8 sampai 28,66% lebih rendah dibandingkan yang tertahan 6,87 sampai 32,59%. Kandungan pati buah yang rontok lebih tinggi 11,21 sampai 17,9% dibandingkan tertahan 8,77 sampai 17,23%. Hasil penelitian 2 menunjukkan bahwa daun kelor mempunyai kandungan IAA yang paling tinggi 662,17 ppm diikuti bawang merah 251,76 ppm; kecambah kacang hijau 227,37 ppm; bonggol pisang 94,20 ppm; dan biji jagung 62,20 ppm. Bonggol pisang dan daun kelor mempunyai kandungan kinetin terbanyak 178,82 ppm dan 161,37 ppm diikuti biji jagung 128,25 ppm; kecambah kacang hijau 125 ppm; dan umbi bawang merah 75,54 ppm. Kandungan zeatin terbanyak dalam bonggol pisang 138,53 ppm diikuti kecambah kacang hijau 95,45 ppm; daun kelor 66,5 ppm; biji jagung 45,76 ppm, dan umbi bawang merah 23,77 ppm. Kandungan GA3 terbanyak terdapat pada umbi bawang merah 594,12 ppm; diikuti daun kelor 417,88 ppm; kecambah kacang hijau 371,56 ppm; biji jagung manis 269,75 ppm; dan bonggol pisang 104,12 ppm. Hasil penelitian 3 menunjukkan bahwa semua perlakuan dapat mengurangi tingkat kerontokan dengan tingkat yang berbeda. Pemberian 20 g ekstrak bawang merah merupakan perlakuan yang paling baik dalam mengurangi tingkat kerontokan buah sebesar 46,33%; dilanjutkan 200 ppm NAA 46,67%; 20 g ekstrak kecambah kacang hijau 46,92%; 60 ppm GA3 46,92%; 20 g ekstrak biji jagung manis 47,33%; 20 ppm BAP 48,08%; 20 g ekstrak bonggol pisang 49,25%; 10 g ekstrak biji jagung manis 49,42%; 10 g ekstrak daun kelor 49,75%; 10 g ekstrak bonggol pisang 49,83%; 20 g ekstrak daun kelor 50,17; 10 g ekstrak kecambah kacang hijau 50,33; 10 g ekstrak bawang merah 50,58%; dan kontrol 55,58%. Kandungan C daun tertinggi 21,19% diperoleh pada perlakuan 20 g ekstrak bawang merah dibandingkan lainnya. Kandungan N terendah 0,81% pada 10 g ekstrak daun kelor. C/N ratio tertinggi 25,86 pada 200 ppm ekstrak biji jagung manis. Kandungan klorofil a tertinggi 15,11 µg mL-1 pada 20 g ekstrak biji jagung manis. Kandungan klorofil total lebih tinggi terdapat pada perlakuan 20 g ekstrak kecambah kacang hijau, 20 g ekstrak bawang merah, dan 20 g ekstrak biji jagung manis dengan konsentrasi secara berturut-turut sebesar 21,67 µg mL-1, 21,67 µg mL-1 dan 21,18 µg mL-1. Aplikasi ZPT yang paling baik untuk menurunkan tingkat kerontokan bunga dan buah serta meningkatkan fisiologi tanaman adalah 20 g ekstrak bawang merah yang dapat menurunkan kerontokan bunga dan buah 46,33%, meningkatkan kandungan C daun tertinggi 21,19%, klorofil a tertinggi 16,05 µg mL-1, dan klorofil total 21,69 µg mL-1. Hasil penelitian 4 menunjukkan bahwa buah paling tinggi pada bobot, panjang, dan diameter buahnya pada aplikasi 20 g ekstrak bawang merah diperoleh 124,52 g, 57,63 mm, dan 90,56 mm. Total padatan (TPT) pada aplikasi 20 g ekstrak bawang merah dan 20 g ekstrak biji jagung manis lebih besar dibandingkan lainnya yaitu sebesar 9,25 dan 9,17Brix. Kandungan antosianin dan vitamin C tertinggi terdapat pada perlakuan 20 ppm NAA yaitu sebesar 31,36 mg/100 g dan 79,62 mg/100 g. Kandungan flavonoid sebesar 8,48 mg/100 g dan 8,41 mg/100 g pada aplikasi 20 g ekstrak bonggol pisang dan 20 g ekstrak kecambah kacang hijau dibandingkan aplikasi lainnya. Kandungan gula total tertinggi terdapat pada aplikasi 20 g ekstrak bonggol pisang yaitu sebesar 48,53%. Kandungan fenol tertinggi pada aplikasi 10 g ekstrak bawang merah yaitu 354,03 mg/100 g. Aplikasi ZPT yang paling baik untuk meningkatkan kualitas fisik dan kimia adalah 20 g ekstrak bawang merah yang dapat meningkatkan bobot buah 124,52 g, panjang buah 90,56 mm; diameter buah 57,63 mm; dan total padatan terlarut 9,25°Brix. Aplikasi ZPT menghasilkan buah jambu citra yang mempunyai sifat fisik-kimia yang yang lebih baik sehingga biaya produksi lebih efisien, harga jambu juga meningkat, dan aman untuk dikonsumsi. Analisis jalur pengaruh ZPT, fisiologi tanaman, lingkungan terhadap tingkat kerontokan menunjukkan sebagai berikut. Pengaruh langsung IAA mengurangi tingkat kerontokan sebesar -0,81 dan pengaruh tidak langsung meningkatkan tingkat kerontokan 0,512. Pengaruh langsung zeatin akan mengurangi tingkat kerontokan sebesar 0,856 dan pengaruh tidak langsungnya meningkatkan tingkat kerontokan sebesar 0,893. Pengaruh langsung kinetin meningkatkan tingkat kerontokan sebesar 0,851 namun pengaruh tidak langsungnya menurunkan tingkat kerontokan sebesar 1,189. Pengaruh langsung GA3 meningkatkan tingkat kerontokan 0,6 namun pengaruh tidak langsung -1,189 sehingga pengaruh total GA3 menurunkan tingkat kerontokan 0,589. Pengaruh CN ratio menurunkan tingkat kerontokan 0,512. Pengaruh korofil a menurunkan tingkat kerontokan 0,407 dan klorofil total menurunkan tingkat kerontokan 0,311. Analisis jalur pengaruh total IAA, zeatin, kinetin, dan GA3 serta pengaruh sifat fisik kimia buah terhadap bobot buah sebagai berikut. Pengaruh langsung IAA meningkatkan bobot buah 0,549 dan pengaruh tidak langsung menurunkan bobot buah 0,44. Pengaruh langsung zeatin menurunkan bobot buah 0,403 dan pengaruh tidak langsung menurunkan bobot buah 0,172. Pengaruh langsung kinetin meningkatkan bobot buah 0,418 dan pengaruh langsung meningkatkan bobot buah 0,116. Pengaruh langsung GA3 meningkatkan bobot buah 0,51 dan pengaruh tidak langsung meningkatkan bobot buah 0,709. Panjang buah meningkatkan bobot buah 0,092; diameter buah meningkatkan bobot buah 0,653; TPT meningkatkan bobot buah 0,232; antosianin meningkatkan bobot buah 0,124; vitamin C meningkatkan bobot buah 0,104; flavonoid menurunkan bobot buah 0,094Y6; dan fenol menurunkan bobot buah 0,311.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Nomor Inventaris: P322006
Uncontrolled Keywords: Zat Pengatur Tumbuh, Jambu semarang (Syzygium samarangense 'Citra')
Subjects: P > P322 Plant physiology
P > P335 Plants Growth
Divisions: Program Pascasarjana > S3 Ilmu Pertanian
Depositing User: Mrs ETIK WUKIR TINI
Date Deposited: 30 May 2022 03:12
Last Modified: 30 May 2022 03:12
URI: http://repository.unsoed.ac.id/id/eprint/16169

Actions (login required)

View Item View Item