JAYADI, Arnold (2017) Evaluasi Infeksi Cacing Pasca Pengobatan pada Sapi Potong di Bata Farm (Studi Kasus). Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.
|
PDF (Cover)
Cover_1.pdf Download (101kB) | Preview |
|
PDF (Legalitas)
Legalitas dan Bagian Awal Tugas Akhir_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (392kB) |
||
|
PDF (Abstrak)
Abstrak_1.pdf Download (419kB) | Preview |
|
PDF (BabI)
Bab I_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (176kB) |
||
PDF (BabII)
Bab II_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (240kB) |
||
PDF (BabIII)
Bab III_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (179kB) |
||
PDF (BabIV)
Bab IV_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (396kB) |
||
PDF (BabV)
Bab V_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (97kB) |
||
|
PDF (Daftarpustaka)
Daftar Pustaka_1.pdf Download (154kB) | Preview |
|
PDF (Lampiran)
Lampiran_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (629kB) |
Abstract
“Evaluasi Infeksi Cacing pada Sapi Potong Pasca Pengobatan di Bata Farm (Studi Kasus)” telah dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2017 sampai 24 Juli 2017 dengan lokasi pengambilan sampel di peternakan Bata Farm, sedangkan pengamatan sampel dilakukan di Laboratorium Kesehatan Hewan type B, Balai Pelayanan Kesehatan Hewan, Purwokerto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat infeksi nematodiasis, trematodiasis dan cestodiasis pada bangsa sapi Madura, SO, dan Bali, serta mengetahui perbedaan jenis cacing pasca pengobatan, dan mengetahui perbedaan cacing yang ditemukan pasca pengobatan. Metode yang digunakan adalah metode survey dan laboratoris. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kemudahan (convenience sampling), sedangkan pengambilan sampel feses dipeternakan dilakukan secara acak (random sampling). Sampel yang diambil adalah sampel feses yang baru keluar dari ternak, kemudian ditampung dalam plastik sekitar 20 g yang diambil sebanyak 10-20% dari jumlah sampel yang berada di peternakan. Pemeriksaan sampel menggunakan uji sentrifus untuk mengetahui tingkat infestasi telur cacing, sedangkan tingkat infeksi menggunakan rumus prevalensi. Hasil Penelitian menunjukan dari 30 sampel yang diteliti, sebanyak 26,66% sapi terinfeksi Nematoda, sebanyak 6,67% sapi terinfeksi Trematoda, dan sebanyak 66,66% tidak terinfeksi cacing. Jenis cacing yang ditemukan strongyle dan paramphistomum sp. Infeksi strongyle sebanyak 4 ekor (40%) terdapat pada Sumba Ongole, dan sebanyak 2 ekor (20%) terdapat pada sapi Bali dan sapi Madura. Infeksi paramphistomum sebanyak 2 ekor (20%)terdapat pada sapi Sumba Ongole. Dan tidak terdapat hubungan antara tingkat infeksi dengan perbedaan bangsa sapi.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Nomor Inventaris: | D17162 |
Uncontrolled Keywords: | Tingkat Infeksi,Nematodiasis,Trematodiasis,Cestodiasis,Feses, Telur Cacing |
Subjects: | B > B92 Beef cattle |
Divisions: | Fakultas Peternakan > S1 Peternakan |
Depositing User: | Mrs Sri Hartati |
Date Deposited: | 07 Feb 2020 06:46 |
Last Modified: | 07 Feb 2020 06:46 |
URI: | http://repository.unsoed.ac.id/id/eprint/1808 |
Actions (login required)
View Item |