UTAMI, Yovi (2017) Pemberian Ekstrak Chlorella vulgaris terhadap Aktivitas Sgot Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi CCl4. Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

Preview	PDF (Cover) Cover_1.pdf Download (109kB) | Preview
	PDF (Legalitas) Legalitasdan bagian awal TA_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (332kB)
Preview	PDF (Abstrak) Abstrak_1.pdf Download (174kB) | Preview
	PDF (BabI) Bab I_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (177kB)
	PDF (BabII) Bab II_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (301kB)
	PDF (BabIII) Bab III_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (185kB)
	PDF (BabIV) Bab IV_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (210kB)
	PDF (BabV) Bab V_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (88kB)
Preview	PDF (Daftarpustaka) Daftar pustaka_1.pdf Download (108kB) | Preview
	PDF (Lampiran) Lampiran_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (937kB)

Abstract

Chlorella vulgaris adalah mikroalga hijau, uniseluler berbentuk bulat atau elips berdiameter 2-10 µm kaya akan klorofil dan zat-zat yang berpotensi sebagai antioksidan seperti β-karoten, mineral, dan vitamin. Antioksidan berperan sebagai pelawan radikal bebas dalam tubuh akibat paparan zat toksik. Salah satu senyawa toksik adalah CCl4 yang bersifat hepatotoksik dan dapat menjadi radikal bebas CCl3 - jika diaktivasi oleh sitokrom P-450 di hepar. Paparan CCl4 memicu terjadinya reaksi peroksidasi lipid yang akan berakibat pada kerusakan hepar. Substansi dalam sel hepar akan dikirim ke sirkulasi darah dalam jumlah tinggi, salah satunya Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak C. vulgaris terhadap penurunan aktivitas SGOT tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi CCl4 dan mendapatkan dosis ekstrak C. vulgaris yang terbaik untuk menurunkan kadar SGOT tikus yang diinduksi CCl4 dosis 0.25 ml/100 g BB/hari. Penelitian dilakukan secara eskperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari K+: tikus tidak diberi ekstrak C. vulgaris dan tanpa induksi CCl4, K-: tikus tidak diberi ekstrak C. vulgaris, hanya diinduksi CCl4, Ks: tikus diberi ekstrak C. vulgaris dosis 4 mg/100 g BB/hari tanpa diinduksi CCl4, P1: tikus diberi ekstrak C. vulgaris dosis 3 mg/100 g BB/hari dan diinduksi CCl4, P2: tikus diberi ekstrak C. vulgaris dosis 4 mg/100 g BB/hari dan diinduksi CCl4, dan P3: tikus diberi ekstrak C. vulgaris dosis 5 mg/100 g BB/hari dan diinduksi CCl4. Variabel bebas yaitu dosis ekstrak C. vulgaris dan induksi CCl4, variabel terikat kadar SGOT dalam darah tikus putih (R. norvegicus). Hasil analisis menggunakan ANOVA menunjukkan bahwa pemberian ekstrak C. vulgaris secara signifikan (p<0.05) berpengaruh terhadap penurunan aktivitas SGOT tikus yang diinduksi CCl4. Berdasarkan uji Tukey, aktivitas SGOT pada tikus yang diberi ekstrak C. vulgaris dosis 5 mg/100 g BB dan diinduksi CCl4 hasilnya relatif sama dengan tikus yang tidak diberi ekstrak C. vulgaris dan tidak diinduksi CCl4, sedangkan tikus yang tidak diberi ekstrak C. vulgaris dan hanya diinduksi CCl4 memiliki aktivitas SGOT paling tinggi. Pemberian ekstrak C. vulgaris dosis 4 mg/100 g BB/hari tanpa induksi CCl4 menunjukkan hasil aktivitas SGOT yang paling rendah diantara semua perlakuan. Pemberian dosis ekstrak C. vulgaris 5 mg/100 g BB/hari paling menurunkan aktivitas SGOT dibandingkan dengan perlakuan dosis 3 mg, 4 mg, tikus yang hanya diinduksi CCl4, dan pemberian dosis ekstrak 4 mg/100 g BB/hari tanpa diinduksi CCl4. Kesimpulan yang didapat yaitu dosis ekstrak C. vulgaris 5 mg/100 g BB adalah dosis terbaik untuk menurunkan aktivitas SGOT tikus yang diinduksi CCl4.

Actions (login required)

View Item