ARDHIANTO, Rois Nastain (2023) Evaluasi Pelaksanaan Program Desa Mandiri Energi Berbasis Biolita di Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

	PDF (Cover) COVER-Rois Nastain Ardhianto-F1B019025-Skripsi-2023.pdf Download (82kB)
	PDF (Legalitas) LEGALITAS-Rois Nastain Ardhianto-F1B019025-Skripsi-2023.pdf Restricted to Repository staff only Download (739kB)
	PDF (Abstrak) ABSTRAK-Rois Nastain Ardhianto-F1B019025-Skripsi-2023.pdf Download (81kB)
	PDF (BabI) BAB-I-Rois Nastain Ardhianto-F1B019025-Skripsi-2023.pdf Restricted to Repository staff only Download (206kB)
	PDF (BabII) BAB-II-Rois Nastain Ardhianto-F1B019025-Skripsi-2023.pdf Restricted to Repository staff only Download (361kB)
	PDF (BabIII) BAB-III-Rois Nastain Ardhianto-F1B019025-Skripsi-2023.pdf Restricted to Repository staff only Download (119kB)
	PDF (BabIV) BAB-IV-Rois Nastain Ardhianto-F1B019025-Skripsi-2023.pdf Restricted to Repository staff only Download (823kB)
	PDF (BabV) BAB-V-Rois Nastain Ardhianto-F1B019025-Skripsi-2023.pdf Download (81kB)
	PDF (DaftarPustaka) DAFTAR PUSTAKA-Rois Nastain Ardhianto-F1B019025-Skripsi-2023.pdf Download (210kB)
	PDF (Lampiran) LAMPIRAN-Rois Nastain Ardhianto-F1B019025-Skripsi-2023.pdf Restricted to Repository staff only Download (436kB)

Abstract

Penelitian ini berjudul Evaluasi Pelaksanaan Program Desa Mandiri Energi Berbasis Biolita di Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Latar belakang penelitian ini didasari adanya upaya pemerintah dalam rangka penyediaan energi terbarukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Melalui Kebijakan Energi Nasional (KEN), pemerintah menargetkan bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) nasional sebesar 23% pada tahun 2025 dan pada tahun 2050 sebesar 31%. Dalam rangka mencapai target tersebut, salah satu upaya yang dilakukan yaitu melalui program desa mandiri energi. Desa Kalisari merupakan salah satu desa yang melaksanakan program desa mandiri energi melalui pemanfaatan limbah tahu menjadi gas (biolita) dan berhasil mendapatkan penghargaan atas program tersebut. Desa kalisari sudah melaksanakan program desa mandiri energi berbasis biolita lebih dari satu dekade. Akan tetapi, eksistensinya semakin hilang dibuktikan dengan adanya data pengguna gas dari biolita yang semakin menurun. Padahal program desa mandiri energi memiliki konsep keberlanjutan. Hal ini mengindikasikan adanya permasalahan dalam pelaksanaan progran desa mandiri energi berbasis biolita selama ini. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dan mengevaluasi pelaksanaan program desa mandiri energi berbasis biolita di Desa Kalisari, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan faktor pendorong dan penghambat dalam pelaksanaan program tersebut. Penelitian ini menggunakan model evaluasi context, input, process, product (CIPP). Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Teknik pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi yang kemudian dianalisis menggunakan metode analisis interaktif. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan program desa mandiri energi berbasis biolita dilihat dari aspek konteks, input, proses, dan produk belum sepenuhnya mendukung pelaksanaan program yang baik. Pada evaluasi aspek konteks, tujuan yang dipahami pelaksana dan masyarakat tidak sepenuhnya sama dengan tujuan program sebenarnya. Pada aspek input, ketersediaan dari sisi sarana prasarana dan pembiayaan yang ada belum mamadai untuk mendukung program. Pada aspek proses tidak ditemukan standar operasional prosedur yang jelas dan administrasi yang tidak terorganisir dengan baik. Pada aspek produk menunjukan program masih belum mampu mencapai tujuan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui juga faktor pendorong dan penghambat dalam pelaksanaan program. Faktor pendorong antara lain: (a) Ketersediaan sumber daya; (b) Sikap dukungan masyarakat dan pemerintah yang positif; (c) Budaya gotong royong dan rasa kekeluargaan masyarakat; (d) Program relevan dengan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Sedangkan faktor penghambat antara lain: (a) Isi program dengan standar operasional prosedur yang belum jelas; (b) Komunikasi implementor yang kurang jelas; (c) Kurangnya komitmen dan kelalaian masyarakat; (d) Administrasi yang tidak rapi dan tidak lengkap; (e) profesionalitas dan kapasitas pengurus biolita masih rendah.

Actions (login required)

View Item