SINAMBELA, Maris (2017) Anak Perempuan dalam Adat Batak Toba(Studi Tentang Pandangan Warga Batak Toba di Purwokerto Mengenai Anak Perempuan). Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.
|
PDF (Cover)
Cover_1.pdf Download (41kB) | Preview |
|
PDF (Legalitas)
Legalitas dan Bagian Awal Tugas Akhir_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (410kB) |
||
|
PDF (Abstrak)
Abstrak_1.pdf Download (44kB) | Preview |
|
PDF (BabI)
BAB I_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (142kB) |
||
PDF (BabII)
BAB II_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (151kB) |
||
PDF (BabIII)
BAB III_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (152kB) |
||
PDF (BabIV)
BAB IV_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (307kB) |
||
PDF (BabV)
BAB V_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (120kB) |
||
|
PDF (Daftarpustaka)
Daftar Pustaka_1.pdf Download (123kB) | Preview |
|
PDF (Lampiran)
Lampiran_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (183kB) |
Abstract
Di Indonesia, budaya dan ideologi patriarki masih sangat kental mewarnai berbagai aspek kehidupan dan struktur masyarakat. Bila dilihat dari garis keturunan masyarakat Batak Toba sebagai masyarakat yang patrilineal dalam hal ini posisi ayah atau bapak (laki-laki) lebih dominan dibandingkan dengan posisi ibu(perempuan). Dalam situasi semacam itulah sering kali muncul hal-hal yang merugikan perempuan seperti, berkuasanya maskulinitas dan oleh sebab itu, otoritas pengambilan keputusan yang dikuasai laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan masyarakat Batak Toba di Purwokerto tentang anak perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dimana sasaran penelitiannya dipilih berdasarkan teknik purposive. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dengan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan warga Batak Toba di Purwokerto terhadap anak perempuan mengalami pergeseran karena mereka pergi merantau dari kampung halaman. Dalam perantauan tersebut mereka mengalami pergeseran nilai anak. Di dalam pembagian waris, secara adat Batak Toba perempuan tidak mendapatkan harta warisan dari orang tua. Namun, keluarga Batak Toba di Purwokerto beranggapan bahwa harta yang didapatkan dari hasil jerih payah mereka, ingin diberikan kepada anak-anaknya. Orang tua bekerja keras untuk memfasilitasi anaknya dan jikalau mereka meninggal nantinya, mereka menginginkan hartanya jatuh kepada anaknya, tanpa memandang perempuan atau laki-laki. Tetapi, dalam pelaksanaan acara adat tidak ada pergeseran, laki-laki akan menjadi perumus dalam acara adat tersebut. Karena saat acara adat misalnya perkawinan akan dibutuhkan tulang (paman), juru hata (juru bicara). Para laki-lakilah yang akan merumuskan dan mengambil keputusan,namun perempuan dapat mengutarakan pendapat ketika ia dimintai pendapat akan sesuatu hal. Perempuan akan lebih membantu dalam hal-hal seperti persiapan makanan, dan minuman. Keputusan terbesar dan kendali terbesar akan dipegang oleh laki-laki. Perempuan dalam punguan (perkumpulan) memiliki kekuasaan yaitu (a) memberi pendapat, jika para laki-laki tidak dapat memutuskan sesuatu karena banyak pertimbangan, perempuan dimintai pendapat terkait hal tersebut. (b) menyaring pendapat yang telah diutarakan dalam punguan, karena awalnya pastilah perempuan hanya menjadi pendengar dan dari pembicaraan yang didengarkan, lalu perempuan dapat menyimpulkan pendapat yang ada. (c) pendamai jika terjadi ketidaksepakatan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Nomor Inventaris: | F17069 |
Subjects: | C > C1005 Cultural policy |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > S1 Sosiologi |
Depositing User: | Mrs Sri Hartati |
Date Deposited: | 11 Nov 2019 01:47 |
Last Modified: | 11 Nov 2019 01:47 |
URI: | http://repository.unsoed.ac.id/id/eprint/2302 |
Actions (login required)
View Item |