Search for collections on Repository Universitas Jenderal Soedirman

Analisis Hubungan antara Faktor Klinikopatologi, Ekspresi MRNA Reseptor Progesteron, Merlin dan P53 dengan Grading Meningioma Orbita

JANAH, Raudatul (2024) Analisis Hubungan antara Faktor Klinikopatologi, Ekspresi MRNA Reseptor Progesteron, Merlin dan P53 dengan Grading Meningioma Orbita. Doctoral thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

This is the latest version of this item.

[img] PDF (Cover)
COVER DISERTASI_RAUDATUL JANAH_B3A017001_DISERTASI_2024.pdf

Download (272kB)
[img] PDF (Legalitas)
LEGALITAS_RAUDATUL JANAH_B3A017001_DISERTASI_2024.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)
[img] PDF (Abstrak)
ABSTRAK_RAUDATUL JANAH_B3A017001_DISERTASI_2024.pdf

Download (317kB)
[img] PDF (BabI)
BAB I_RAUDATUL JANAH_B3A017001_DISERTASI_2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 15 February 2025.

Download (200kB)
[img] PDF (BabII)
BAB II_RAUDATUL JANAH_B3A017001_DISERTASI_2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 15 February 2025.

Download (1MB)
[img] PDF (BabIII)
BAB III_RAUDATUL JANAH_B3A017001_DISERTASI_2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 15 February 2025.

Download (340kB)
[img] PDF (BabIV)
BAB IV_RAUDATUL JANAH_B3A017001_DISERTASI_2024.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (711kB)
[img] PDF (BabV)
BAB V_RAUDATUL JANAH_B3A017001_DISERTASI_2024.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (190kB)
[img] PDF (BabVI)
BAB VI_RAUDATUL JANAH_B3A017001_DISERTASI_2024.pdf

Download (53kB)
[img] PDF (DaftarPustaka)
DAFTAR PUSTAKA_RAUDATUL JANAH_B3A017001_DISERTASI_2024.pdf

Download (380kB)
[img] PDF (Lampiran)
LAMPIRAN_RAUDATUL JANAH_B3A017001_DISERTASI_2024.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Meningioma orbita dapat terjadi gangguan visual, penonjolan mata, pandangan ganda kelainan saraf optikus yang berdampak pada penurunan tajam penglitan yang akhirnya akan menyebabkan kebutaan. Gangguan visual yang dapat sembuh setelah reseksi total pada meningioma orbita hanya sekitar 2,9%. Perilaku meningioma orbita sulit untuk diprediksi. Banyak faktor yang terlibat dalam perkembangan tumor ini dan salah satunya adalah mutasi gen supresor tumor p53 dan inaktivasi gen NF2 dalam pembentukan merlin. Produk dari protein NF2 yaitu merlin dilaporkan mengganggu stabilitas p53 melalu downregulasi Mdm2. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) derajat keganasan / grading dan ekspresi reseptor progesteron (PR) pada meningioma orbita merupakan nilai prognosis yang berguna dalam manajemen pengobatan meningioma orbita. Data mengenai kejadian dan patogenesis meningioma orbita di Indonesia belum ada, sehingga diperlukan penelitian analisis hubungan antara faktor klinikopatologi, ekspresi mRNA reseptor progesterone, merlin dan p53 dengan derajat keganasan (grade) meningioma orbita. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara faktor klinik dengan grading meningioma orbita, menganalisis hubungan antara faktor patologi dengan grading meningioma orbita, menganalisis hubungan antara ekspresi merlin dengan grading meningioma orbita, menganalisis hubungan antara ekspresi P53 dengan grading meningioma orbita, dan menganalisis hubungan antara ekspresi mRNA reseptor progesteron dengan grading meningioma orbita. Penelitian ini adalah analitik observasional crossectional, dengan jumlah Sampel 44 pasien meningioma orbita yang telah diagnosis baik klinis, radiologis dan histopatologi di laboratorium patologi anatomi PMN RS Mata Cicendo dan RS Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2017-2020. Analisis data menggunakan SPSS versi 25, dimana analisis klinikopatologi dengan grading menggunakan uji chi square, dilanjutkan analisis regresi logistic. Analisis statistik untuk ekspresi merlin dan p53 dengan grading menggunakan uji Mann Whitney. Kemudian dilakukan pemeriksaan ekpresi mRNA PR dengan q-PCR dianalisis menggunakan Uji Kruskal-Wallis, dilanjutkan dengan Uji post hoc Mann-Whitney dengan p<0,05. Berdasarkan hasil penelitian meningioma orbita, terjadi pada perempuan, usia 30-44 tahun. Proporsi tertinggi grade 1 adalah meningotelial meningioma 14 (31,8%), grade 2 adalah atypical meningioma 9 (20,9%), grade 3 adalah anaplastic meningioma 3 (6,8%). Gejala klinis berupa papil atrofi, visus, proptosis dan hyperostosis terdapat perbedaan bermakna antara grade 1, grade 2 dan grade 3. Analisis regresi logistik menunjukkan hiperostosis berhubungan secara bermakna dengan grading meningioma orbita sebagai faktor risikonya. Tidak terdapat hubungan antara ekpresi P53 dengan grading meningioma orbita. Namun berdasarkan hasil uji analisis grade 3 meningioma orbita mempunyai kecenderungan memiliki ekpresi p53 yang positif dibandingkan ekspresi yang negatif. Selain itu hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan antara ekpresi merlin dengan grading meningioma orbita. Namun berdasarkan hasil analisis grade 3 meningioma orbita mempunyai kecenderungan memiliki ekpresi merlin yang negatif dibandingkan ekspresi yang positif. Hubungan antara ekspresi merlin dengan p53 pada hasil analisa menunjukan ekpresi merlin negatif, kecenderungan memiliki ekpresi p53 yang positif. Ekspresi mRNA PR pada meningioma orbita grade 1 sampai grade 3 mengalami penurunan dimana ekpresi mRNA PR pada grade 1 sebesar 21.69±44.35, grade 2 sebesar 20.39±26.30 dan grade 3 sebesar 1.25±0,85. Hasil uji kruskal wallis dengan nilai p = 0,007 maka paling tidak terdapat perbedaan ekpresi mRNA PR antara dua kelompok grade meningioma orbita, dilanjutkan dengan uji Mann Whitney menunjukkan hasil tidak terdapat perbedaan ekspresi mRNA PR antara kelompok grade 1 dan grade 2 (p = 0,947), terdapat perbedaan ekspresi mRNA PR antara kelompok grade 1 dan grade 3 (p = 0,002) dan terdapat perbedaan ekspresi mRNA PR antara kelompok grade 2 dan grade 3 (p = 0,013). Kesimpulan yang di dapat dari penelitian ini adalah ekspresi reseptor progesteron semakin menurun seiring dengan peningkatan grading meningioma orbita. Meningioma orbita yang mengekspresikan merlin negatif memiliki kecenderungan mengkresikan p53 yang positif, dimana hal tersebut terjadi pada grade 3 meningioma orbita, yang mungkin menjadi peran kunci tumorogenesis meningioma orbita.. Pemeriksaan Ekspresi mRNA reseptor progesteron, merlin dan p53 dapat dijadikan pemeriksaan rutin yang juga bisa disandingkan dengan pemeriksaan grading meningioma sehingga dapat menjadikan nilai tambah informasi klinis, membantu menilai sifat meningioma orbita dan manajemen tindak lanjut yang lebih efektif.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Nomor Inventaris: P324005
Uncontrolled Keywords: grading, meningioma orbita, merlin, p53, mRNA PR
Subjects: T > T342 Tumors
Divisions: Program Pascasarjana > S3 Ilmu Biologi
Depositing User: Mrs. Raudatul Janah
Date Deposited: 15 Feb 2024 07:35
Last Modified: 15 Feb 2024 07:35
URI: http://repository.unsoed.ac.id/id/eprint/26012

Available Versions of this Item

Actions (login required)

View Item View Item