FAHMI, Muhammad (2024) Produksi Ekoenzim dan Pengaruhnya pada Pertumbuhan dan Produksi Mikro-Bayam Merah (Amaranthus tricolor L.). Masters thesis, Universitas Jenderal Soedirman.
PDF (Cover)
COVER-Muhammad Fahmi-P2C021003-Tesis-2024.pdf Download (252kB) |
|
PDF (Legalitas)
LEGALITAS-Muhammad Fahmi-P2C021003-Tesis-2024.pdf Restricted to Repository staff only Download (368kB) |
|
PDF (Abstrak)
ABSTRAK-Muhammad Fahmi-P2C021003-Tesis-2024.pdf Download (247kB) |
|
PDF (BabI)
BAB-I-Muhammad Fahmi-P2C021003-Tesis-2024.pdf Restricted to Repository staff only until 27 May 2025. Download (243kB) |
|
PDF (BabII)
BAB-II-Muhammad Fahmi-P2C021003-Tesis-2024.pdf Restricted to Repository staff only until 27 May 2025. Download (323kB) |
|
PDF (BabIII)
BAB-III-Muhammad Fahmi-P2C021003-Tesis-2024.pdf Restricted to Repository staff only until 27 May 2025. Download (1MB) |
|
PDF (BabIV)
BAB-IV-Muhammad Fahmi-P2C021003-Tesis-2024.pdf Restricted to Repository staff only Download (390kB) |
|
PDF (BabV)
BAB-V-Muhammad Fahmi-P2C021003-Tesis-2024.pdf Download (221kB) |
|
PDF (DaftarPustaka)
DAFTAR PUSTAKA-Muhammad Fahmi-P2C021003-Tesis-2024.pdf Download (280kB) |
|
PDF (Lampiran)
LAMPIRAN-Muhammad Fahmi-P2C021003-Tesis-2024.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, menjadikan mereka mencari produk pertanian organik. Salah satu yang termasuk kedalam produk organik adalah ekoenzim. Ekoenzim merupakan hasil fermentasi selama tiga bulan atau lebih limbah bebuahan dan sesayuran. Penelitian ini dilakukan dua tahap. Tahap pertama adalah produksi ekoenzim dari limbah lima jenis buah yaitu kulit jeruk, kulit buah naga, kulit nanas, kulit pepaya dan kulit pisang dan lima jenis sayur yaitu kulit kentang, daun singkong, kangkung, kubis dan sawi putih. Pembuatan ekoenzim dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian UNSOED. Tahap kedua adalah perendaman benih bayam merah selama tiga menit dan menjaga kelembaban media tumbuh bayam merah pada berbagai konsentrasi ekoenzim yang dihasilkan pada tahap pertama dan diamati pertumbuhannya selama 14 hari. Tahap kedua dilaksanakan di Rumah Kaca Hidroponik Cirebon, Jawa Barat. Penelitian tahap kedua merupakan penelitian dua faktor dengan tiga ulangan yang disusun secara Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Faktor pertama adalah jenis ekoenzim (ekoenzim dari bebuahan dan ekoenzim dari sesayuran). Faktor kedua adalah konsentrasi dari ekoenzim (0; 1; 2,5; 5; 7,5; 10 mL larutan ekoenzim/L air dan 0,75 mL larutan AB mix/L air). Variabel yang diamati pada tahap pertama adalah nilai Total Dissolved Solid (TDS), EC, pH, brix, kandungan alcohol dan kandungan NPK. Variabel yang diamati pada tahap kedua adalah jumlah benih yang berkecambah normal, jumlah daun (helai), panjang akar (cm), warna daun, bobot segar (g) dan tinggi tanaman (cm). Penelitian tahap kedua dilakukan dengan dua faktor dengan tiga ulangan yang disusun secara Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Faktor pertama adalah jenis ekoenzim (ekoenzim dari bebuahan dan ekoenzim dari sesayuran). Faktor kedua adalah konsentrasi dari ekoenzim (0; 1; 2,5; 5; 7,5 10 mL larutan ekoenzim/L air dan 0,75 mL larutan AB mix/L air). Pembuatan ekoenzim mulai dari Maret sampai Juli 2022 sedangkan penelitian aplikasi ekoenzim pada mikro-bayam merah dilaksanakan mulai dari April 2023 sampai Juli 2023. Hasil penelitian menunjukkan nilai TDS dan EC ekoenzim bebuahan adalah 994 ppm dan 4326 µS/cm dan nilai TDS dan EC ekoenzim sesayuran adalah994 ppm dan 3570 µS/cm, nilai pH ekoenzim bebuahan adalah 3,24 dan nilai ekoenzim sesayuran adalah 3,15. Nilai NPK dari ekoenzim bebuahan adalah N 0,01%, P 0,08% dan K 0,03% sedangkan pada sesayuran adalah N 0,02%, P 0,01% dan K 0,02%. Nilai brix dan alkohol ecoenzim bebuahan adalah 5,33o dan 11% sedangkan nilai brix dan alkohol ekoenzim sesayuran adalah 5,00o dan 14,67%. Hasil penelitian tahap kedua menunjukkan tidak adanya pengaruh nyata antara perlakuan jenis ekoenzim terhadap jumlah daun, panjang akar, bobot segar, tinggi tanaman. keadaan yang berbeda terjadi pada jumlah benih yang berkecambah. Jumlah benih yang berkecambah nornal dari benih yang direndam ekoenzim dari bebuahan dengan konsentrasi 10 mL/L (10.000 ppm) lebih banyak daripada jumlah benih yang berkecambah normal setelah direndam air atau AB mix, atau ekoenzim dari bebuahan dengan konsentrasi 5 mL/L (5000 ppm). Hal yang berbeda didapat dengan jumlah benih yang berkecambah setelah direndam dengan ekoenzim dari sesayuran. Jumlah benih yang berkecambah setelah direndam ekoenzim dari sesayuran atau AB mix tidak berbeda dengan jumlah benih yang berkecambah setelah direndam air.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Nomor Inventaris: | P224115 |
Uncontrolled Keywords: | Bayam Merah, Microgreen, Produksi |
Subjects: | O > O142 Organic farming P > P335 Plants Growth |
Divisions: | Program Pascasarjana > S2 Bioteknologi Pertanian |
Depositing User: | Mr Muhammad Fahmi |
Date Deposited: | 27 May 2024 06:21 |
Last Modified: | 27 May 2024 06:21 |
URI: | http://repository.unsoed.ac.id/id/eprint/27367 |
Actions (login required)
View Item |