WICAKSONO, Farkhan Aji (2024) Tata Kelola Pariwisata Berbasis Masyarakat Dan Manajemen Konflik Sumberdaya. Studi Participatory Rural Appraisal (PRA) Terhadap Pengembangan Desa Wisata Krinjing Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo. Masters thesis, Universitas Jenderal Soedirman.
PDF (Cover)
1-COVER FARKHAN AJI W F2D022005 TESIS 2024.pdf Download (609kB) |
|
PDF (Legalitas)
2-LEGALITAS FARKHAN AJI W F2D022005 TESIS 2024.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
|
PDF (Abstrak)
3-ABSTRAK FARKHAN AJI W F2D022005 TESIS 2024.pdf Download (588kB) |
|
PDF (BabI)
4-BAB I FARKHAN AJI W F2D022005 TESIS 2024.pdf Restricted to Repository staff only Download (697kB) |
|
PDF (BabII)
5-BAB II FARKHAN AJI W F2D022005 TESIS 2024.pdf Restricted to Repository staff only Download (694kB) |
|
PDF (BabIII)
6-BAB III FARKHAN AJI W F2D022005 TESIS 2024.pdf Restricted to Repository staff only Download (642kB) |
|
PDF (BabIV)
7-BAB IV FARKHAN AJI W F2D022005 TESIS 2024.pdf Restricted to Repository staff only Download (686kB) |
|
PDF (BabV)
8-BAB V FARKHAN AJI W F2D022005 TESIS 2024.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
|
PDF (BabVI)
9-BAB VI FARKHAN AJI W F2D022005 TESIS 2024.pdf Download (11MB) |
|
PDF (DaftarPustaka)
10-DAFTAR PUSTAKA FARKHAN AJI W F2D022005 TESIS 2024.pdf Download (670kB) |
Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis secara detail tentang tata kelola pariwisata berbasis masyarakat dan manajemen konflik sumberdaya dalam pengembangan desa wisata Krinjing Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo. Konflik yang terjadi di desa Krinjing harus segera bisa diatasi supaya potensi wisata desa Krinjing bisa terangkat kembali dan mampu meningkatkan potensi ekonomi bagi seluruh masyarakat desa Krinjing. Konflik yang terjadi di desa Krinjing harus segera bisa diatasi supaya potensi wisata desa Krinjing bisa terangkat kembali dan mampu meningkatkan potensi ekonomi bagi seluruh masyarakat desa Krinjing. Oleh sebab itu dalam penelitian ini akan melihat bahwa Desa Wisata Krinjing yang sudah memiliki segala potensi dan pengelola wisata yang lengkap dan bisa dikatakan sebagai community based tourism namun masih ada konflik di dalamnya sehingga akan dicarikan rekomendasi resolusi konflik agar desa wisata Krinjing bisa kembali menjadi destinasi wisata yang dapat menarik pengunjung lebih banyak lagi, serta dapat mewujudkan misi kepala desa Krinjing yaitu menciptakan desa wisata Krinjing yang unik dan lestari. Novelty penelitian ini dibanding dengan penelitian yang lain dilihat dari mekanisme tata kelola objek wisata yang mana wilayah objek wisata Bukit Sembrani yang terbagi menjadi dua wilayah yaitu Perum Perhutani dan tanah milik desa sehingga mengakibatkan konflik antar pengelola Pokdarwis, Bumdes, LMDH dan stakeholder Pemerintah Desa Krinjing. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan participatory rural appraisal. Lokasi penelitian terletak di Desa Wisata Krinjing Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo. Teknik pemilihan informan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data yaitu dengan kondensasi data, penyajian data, dan validasi. Hasil temuan di lapangan dalam tata kelola pariwisata berbasis masyarakat yaitu kebijakan pengelolaan objek wisata Bukit Sembrani oleh LMDH Krinjing dan Pokdarwis yang memiliki dua wilayah berbeda yaitu Perhutani dan tanah milik desa. LMDH mengelola wilayah Perum Perhutani atas dasar PHBM, sedangkan Pokdarwis merupakan wakil dari Pemerintah Desa dalam mengelola wisata. Masalah-masalah yang lain yaitu belum ada upaya konkrit dari pemerintah desa Krinjing dalam membangun kembali wisata Bukit Sembrani. Belum ada musyawarah desa yang dilakukan untuk membahas keberlanjutan pembangunan desa wisata pasca pandemi. Tidak adanya komunikasi antara pengelola dan stakeholder. Kerancuan dalam mekanisme bagi hasil antar pengelola. Adanya satu oknum yang dianggap hanya akan iv memperkaya diri sendiri ketika objek wisata Bukit Sembrani dikembangkan yaitu dari ketua LMDH, hal ini yang diduga menjadi penghambat mengapa pemerintah desa masih enggan untuk melakukan perencanaan pengembangan desa wisata Krinjing. Data temuan dilapangan terkonfirmasi sesuai dengan teori manajemen konflik berbasis kompromi dan kerjasama. Manajemen konflik berbasis kompromi dengan variable mencari jalan tengah, mengurangi tuntutan, mengerti kondisi pihak lain, tidak ada menang kalah, saling memberikan konsesi, dan mendapatkan keinginan tetapi tidak penuh kehilangan tapi tidak sepenuhnya sudah terpenuhi yaitu menginginkan adanya kebersamaan, penganggaran, musyawarah bersama, transparansi, dan reorganisasi Pokdarwis. Manajemen konflik berbasis kerjasama memiliki variable kesediaan menerima pihak lain, peluang untuk memenuhi kepentingan pihak lain, pemecahan masalah secara tuntas, mendapatkan keinginan masing-masing pihak, dan menumbuhkan rasa saling menghormati terpenuhi yaitu pentingnya musyawarah untuk menyamakan tujuan dan persepsi semua pihak termasuk untuk mencari solusi bersama atas dasar musyawarah.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Nomor Inventaris: | P224139 |
Uncontrolled Keywords: | Tata Kelola Pariwisata Berbasis Masyarakat, Manajemen Konflik |
Subjects: | C > C1009 Cultural tourism |
Divisions: | Program Pascasarjana & Profesi > S2 Ilmu Politik |
Depositing User: | Mr FARKHAN AJI WICAKSONO |
Date Deposited: | 23 Jul 2024 06:37 |
Last Modified: | 23 Jul 2024 06:37 |
URI: | http://repository.unsoed.ac.id/id/eprint/27982 |
Actions (login required)
View Item |