ULWI, Ulin Nuha Faiqoh (2016) Evaluasi Penilaian Kembali Aset Tetap dalam Hubungan dengan Penghematan Pajak Penghasilan Badan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014). Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

	PDF (Cover) COVER-ULIN NUHA FAIQOH ULWI-C1C012031-2016.pdf Download (606kB)
	PDF (Legalitas) LEGALITAS-ULIN NUHA FAIQOH ULWI-C1C012031-2016.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	PDF (Abstrak) ABSTRAK-ULIN NUHA FAIQOH ULWI-C1C012031-2016.pdf Download (805kB)
	PDF (BabI) BAB I-ULIN NUHA FAIQOH ULWI-C1C012031-2016.pdf Restricted to Repository staff only until 24 March 2026. Download (666kB)
	PDF (BabII) BAB II-ULIN NUHA FAIQOH ULWI-C1C012031-2016.pdf Restricted to Repository staff only until 24 March 2026. Download (703kB)
	PDF (BabIII) BAB III-ULIN NUHA FAIQOH ULWI-C1C012031-2016.pdf Restricted to Repository staff only until 24 March 2026. Download (794kB)
	PDF (BabIV) BAB IV-ULIN NUHA FAIQOH ULWI-C1C012031-2016.pdf Restricted to Repository staff only Download (907kB)
	PDF (BabV) BAB V-ULIN NUHA FAIQOH ULWI-C1C012031-2016.pdf Download (610kB)
	PDF (DaftarPustaka) DAFTAR PUSTAKA-ULIN NUHA FAIQOH ULWI-C1C012031-2016.pdf Download (650kB)
	PDF (Lampiran) LAMPIRAN-ULIN NUHA FAIQOH ULWI-C1C012031-2016.pdf Restricted to Repository staff only Download (637kB)

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian survei pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014, yang melakukan revaluasi aset tetap terhadap seluruh aset tetap kecuali tanah atau seluruh aset tetap termasuk tanah. Penelitian ini mengambil judul: “Evaluasi Penilaian Kembali Aset Tetap dalam Hubungan dengan Penghematan Pajak Penghasilan Badan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara Pajak Penghasilan Badan jika perusahaan tidak melakukan penilaian kembali (revaluasi) aset tetap dan jika perusahaan melakukan penilaian kembali (revaluasi) aset tetap; dan untuk menghitung dan mengetahui apakah terjadi penghematan Pajak Penghasilan Badan pada masing-masing perusahaan setelah perusahaan melakukan penilaian kembali (revaluasi) aset tetap. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2014 dan melakukan kebijakan revaluasi aset tetap pada seluruh aset tetap kecuali tanah atau pada seluruh aset tetap termasuk tanah antara tahun 2009-2014. Metode sampling jenuh digunakan dalam penentuan sampel dalam penelitian ini. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 5 perusahaan. Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis menggunakan paired sample T-test menunjukkan bahwa: (1) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Pajak Penghasilan Badan jika perusahaan melakukan revaluasi aset tetap dan jika perusahaan tidak melakukan revaluasi aset tetap, (2) Dengan melakukan revaluasi aset tetap, pada PT Holcim Indonesia Tbk; PT KMI Wire and Cable Tbk; dan PT Polychem Indonesia Tbk terjadi penghematan PPh Badan (non final), sedangkan pada PT Indofarma Tbk dan PT Eterindo Wahanatama Tbk tidak terjadi penghematan PPh Badan (non final). Namun, apabila mempertimbangkan PPh Final 10% yang dikenakan atas selisih lebih revaluasi aset tetap, tidak terjadi penghematan PPh pada seluruh perusahaan yang menjadi sampel penelitian, justru meningkatkan besarnya pajak yang harus dibayar. Implikasi dari kesimpulan di atas yaitu sebelum melakukan revaluasi aset tetap perusahaan harus mempertimbangkan secara matang mengenai keuntungan dan kerugian jika perusahaan melakukan revaluasi. Perusahaan harus melihat jenis aset tetap yang direvaluasi, menaksir PPh final yang harus dibayarkan apabila perusahaan melakukan revaluasi, serta biaya appraisal yang harus dikeluarkan perusahaan. Perusahaan perlu mempertimbangkan apakah manfaat yang didapatkan dari melakukan revaluasi aset tetap sebanding dengan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan revaluasi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, penghematan PPh badan yang diperoleh perusahaan setelah revaluasi aset tetap tidak begitu besar bahkan ada yang justru meningkatkan PPh badannya serta masih harus membayar PPh final dengan tarif 10% dari selisih lebih revaluasi yang menambah beban perusahaan dan dianggap kurang menguntungkan bagi perusahaan. Oleh karena itu, sebaiknya kebijakan pemerintah mengenai revaluasi aset tetap untuk tujuan perpajakan perlu dipertimbangkan untuk dilakukan revisi terutama untuk Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 79/PMK.03/2008, yaitu pada bagian tarif PPh Final untuk selisih penilaian kembali aset tetap dan jenis aset tetap yang dapat direvaluasi, agar perusahaan tidak merasa dirugikan dalam melaksanakan revaluasi aset tetap dan mengembalikan fungsi revaluasi aset tetap sebagai salah satu perencanaan pajak yang boleh dilakukan oleh perusahaan yang bertujuan untuk meminimalkan beban pajak perusahaan.

Actions (login required)

View Item