MELLINIA, Salwa Putri (2025) Analisis Rantai Nilai Komoditas Cabai Merah Keriting di Kabupaten Banyumas. Masters thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

	PDF (Cover) COVER-Salwa Putri Mellinia-P2D023002-Tesis-2025.pdf Download (207kB)
	PDF (Legalitas) LEGALITAS-Salwa Putri Mellinia-P2D023002-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (767kB)
	PDF (Abstrak) ABSTRAK-Salwa Putri Mellinia-P2D023002-Tesis-2025.pdf Download (116kB)
	PDF (BabI) BAB-I- Salwa Putri Mellinia-P2D023002-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only until 28 May 2026. Download (249kB)
	PDF (BabII) BAB-II-Salwa Putri Mellinia-P2D023002-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only until 28 May 2026. Download (247kB)
	PDF (BabIII) BAB-III-Salwa Putri Mellinia-P2D023002-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only until 28 May 2026. Download (411kB)
	PDF (BabIV) BAB-IV-Salwa Putri Mellinia-P2D023002-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (932kB)
	PDF (BabV) BAB-V-Salwa Putri Mellinia-P2D023002-Tesis-2025.pdf Download (129kB)
	PDF (DaftarPustaka) DAFTAR PUSTAKA-Salwa Putri Mellinia-P2D023002-Tesis-2025.pdf Download (264kB)
	PDF (Lampiran) LAMPIRAN-Salwa Putri Mellinia-P2D023002-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Usahatani cabai merah keriting di Kabupaten Banyumas masih mengalami berbagai permasalahan, meliputi: ketersediaan cabai yang belum kontinu, fluktuasi harga, dan saluran pasok cabai merah keriting yang panjang. Analisis rantai nilai bertujuan untuk mengoptimalkan pengembangan komoditas dan meningkatkan nilainya dengan melibatkan koordinasi seluruh pihak yang terlibat dalam rantai nilai. Konsep ini mencakup rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh para pelaku di sepanjang rantai nilai guna mencapai hasil yang maksimal, mulai dari tahap perencanaan konsep hingga tahap pelayanan penjualan. Tujuan dari penelitian ini yaitu: mengetahui besar biaya, penerimaan, pendapatan, dan margin pelaku rantai nilai cabai merah keriting di Kabupaten Banyumas, mendesain pemetaan rantai nilai, merancang alternatif strategi penguatan rantai nilai cabai merah keriting di Kabupaten Banyumas. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Sumbang, Kecamatan Patikraja, dan Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas. Subjek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu petani cabai merah keriting di Kecamatan Sumbang, Kecamatan Patikraja, dan Kecamatan Baturraden, lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran cabai merah keriting antara lain pedagang antara, pedagang besar dan pedagang ecer serta key person atau orang-orang yang berkompeten terhadap peningkatan rantai nilai cabai merah keriting. Sementara untuk objek yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu rantai nilai cabai merah keriting di Kabupaten Banyumas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survey. Metode pengambilan sampel petani yaitu menggunakan metode Probability Sampling yaitu Simple Random Sampling diperoleh 50 petani. Sedangkan metode yang digunakan untuk mengambil responden lembaga pemasaran dan key person adalah metode Purposive Sampling diperoleh diperoleh 11 pedagang antara, 13 pedagang besar, dan 5 pedagang ecer. Analisis data rantai nilai menggunakan alat kuantitatif yang meliputi: analisis biaya, penerimaan, pendapatan, dan margin pemasaran. Metode kualitatif untuk memetakan rantai nilai. Hasil dari analisis kualitatif dan kuantitatif kemudian digunakan untuk membuat strategi alternatif penguatan rantai nilai. Hasil dari analisis rantai nilai cabai merah keriting merekomendasikan strategi alternatif penguatan rantai nilai cabai merah keriting di Kabupaten Banyumas yang diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada pemangku kepentingan tentang peran mereka dalam memfasilitasi pengembangan rantai nilai cabai merah keriting. Hasil analisis menunjukkan Biaya tertinggi ditanggung petani sebesar Rp 15.376, diikuti pedagang antara, pedagang besar, dan pedagang ecer. Penerimaan dan pendapatan terbesar juga diperoleh petani, masing-masing Rp 12.892.350 per pelaku dan Rp 10.801 per kilogram. Pedagang besar dan ecer memiliki pendapatan lebih tinggi dibanding pedagang antara. Margin tertinggi terdapat pada saluran I sebesar Rp 12.000, sedangkan saluran III memiliki margin terendah Rp 4.000. Rantai nilai mencakup proses dari penyedia input, budidaya, perdagangan hingga konsumsi, dengan pelaku mulai dari penyedia input, petani, pedagang antara, pedagang besar, pedagang ecer, hingga konsumen. Terdapat empat saluran pemasar untuk alur produk. Produk terjual terbesar terjadi pada saluran 3 yaitu petani-pedagang besar-konsumen, sementara jumlah pelaku terbanyak ada di saluran 2 yang melibatkan petani, pedagang antara, pedagang besar dan konsumen. Produksi dipusatkan di Kecamatan Sumbang, Kecamatan Patikraja, dan Kecamatan Baturraden dengan distribusi ke berbagai pasar lokal. Margin tertinggi ada pada saluran terpanjang yaitu saluran 1, margin terendah pada saluran dengan alur lebih pendek yaitu saluran 3. Hubungan antar pelaku terbagi menjadi hubungan langsung di pasar dan yang berkelanjutan. Layanan pendukung meliputi informasi cuaca, alat produksi, pelatihan budidaya, distribusi, pemasaran, dan informasi harga serta permintaan pasar. Hambatan utama petani meliputi cuaca, hama, produksi tidak kontinu, fluktuasi harga, dan modal terbatas, sementara pedagang menghadapi kerusakan produk dan fluktuasi harga. Solusi meliputi pendampingan pemerintah, pengawasan pasar, pengemasan yang tepat, kemitraan, pengaturan harga, serta akses ke lembaga keuangan. Strategi prioritas yang direkomendasikan adalah menjaga kestabilan kebutuhan dan harga pasar guna menciptakan keseimbangan pasokan dan permintaan, sehingga pelaku usaha dapat merencanakan bisnis lebih efektif dan meminimalkan risiko akibat fluktuasi harga.

Actions (login required)

View Item