Search for collections on Repository Universitas Jenderal Soedirman

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fraudulent Financial Reporting Ditinjau Dari Teori Fraud Hexagon Dengan Financial Distress Sebagai Variabel Kontrol

ESNAWATI, Mishola (2025) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fraudulent Financial Reporting Ditinjau Dari Teori Fraud Hexagon Dengan Financial Distress Sebagai Variabel Kontrol. Masters thesis, Universitas Jenderal soedirman.

[img] PDF (Cover)
COVER-Mishola Esnawati-C2D021018-Tesis-2025 (1).pdf

Download (484kB)
[img] PDF (Legalitas)
LEGALITAS-Mishola Esnawati-C2D021018-Tesis-2025.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] PDF (Abstrak)
ABSTRAK-MIshola Esnawati-C2D021018-Tesis-2025 (1).pdf

Download (412kB)
[img] PDF (BabI)
BAB-I-Mishola Esnawati-C2D021018-Tesis-2025 (1).pdf
Restricted to Repository staff only

Download (996kB)
[img] PDF (BabII)
BAB-II-Mishola Esnawati-C2D021018-Tesis-2025 (1).pdf
Restricted to Repository staff only

Download (743kB)
[img] PDF (BabIII)
BAB-III-Mishola Esnawati-C2D021018-Tesis-2025 (1).pdf
Restricted to Repository staff only

Download (866kB)
[img] PDF (BabIV)
BAB-IV-Mishola Esnawati-C2D021018-Tesis-2025 (1).pdf
Restricted to Repository staff only

Download (766kB)
[img] PDF (BabV)
BAB-V-Mishola Esnawati-C2D021018-Tesis-2025 (1).pdf

Download (427kB)
[img] PDF (DaftarPustaka)
DAFTAR PUSTAKA-Mishola Esnawati-C2D021018-Tesis-2025 (1).pdf

Download (424kB)
[img] PDF (Lampiran)
LAMPIRAN-Mishola Esnawati-C2D021018-Tesis-2025 (1).pdf
Restricted to Repository staff only

Download (749kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor dalam teori Fraud Hexagon terhadap praktik Fraudulent Financial Reporting (FFR) pada perusahaan di sektor keuangan dan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2019 hingga 2023, dengan memasukkan Financial Distress sebagai variabel kontrol. Fraud Hexagon Theory merupakan pengembangan dari teori sebelumnya seperti Fraud Triangle dan Fraud Pentagon, dengan menambahkan dua elemen penting, yaitu Ego dan Collusion, sebagai upaya untuk menjelaskan bentuk-bentuk kecurangan yang lebih kompleks dan modern. Penelitian ini menggunakan beberapa variabel dengan proksi spesifik untuk mengukur indikasi kecurangan laporan keuangan. Variabel Fraudulent Financial Reporting (FFR) diproksikan dengan F-Score yang mencerminkan kualitas akrual dan kinerja keuangan perusahaan. Stimulus diukur melalui rasio leverage, yaitu perbandingan total liabilitas terhadap total aset, sebagai indikasi tekanan keuangan. Capability diproksikan dengan frekuensi pergantian direktur selama masa pengamatan untuk menilai kemampuan pengendalian internal. Opportunity diukur dari sifat industri melalui perubahan rasio piutang terhadap penjualan, yang mencerminkan peluang manipulasi. Rationalization diproksikan dengan jumlah pergantian auditor, sebagai cerminan adanya pembenaran atas tindakan kecurangan. Variabel Ego/Arrogance dilihat dari jumlah foto CEO dalam laporan tahunan sebagai simbol dominasi eksekutif. Collusion diukur dari jumlah komisaris yang memiliki hubungan afiliasi dengan partai politik atau pemerintah, yang menunjukkan potensi kolusi. Terakhir, Financial Distress diproksikan menggunakan formula Z-Score untuk menilai tingkat tekanan keuangan yang dialami perusahaan. Data yang dianalisis berasal dari 88 perusahaan sektor keuangan dan perbankan selama lima tahun observasi, dan menghasilkan total 440 observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi fixed effects model dengan koreksi autokorelasi Autoregressive (AR(1)), menggunakan software STATA v.14 yang penulis nilai lebih tepat dalam pengolahan data panel serta pengujian diagnostik pada model penelitian ini. Temuan ini mengindikasikan bahwa tekanan keuangan, kemampuan manajerial yang memadai, adanya peluang dalam sistem pengendalian, serta pembenaran atas tindakan curang merupakan faktor-faktor utama yang mendorong terjadinya kecurangan pelaporan keuangan. Meskipun sebagian besar variabel menunjukkan pengaruh signifikan terhadap Fraudulent Financial Reporting (FFR), variabel Rationalization dan Ego terbukti tidak berpengaruh. Hal ini mengindikasikan bahwa, dalam konteks perusahaan di sektor keuangan dan perbankan yang menjadi fokus penelitian, upaya pembenaran internal oleh manajemen yang diukur melalui frekuensi pergantian auditor eksternal tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap terjadinya manipulasi laporan keuangan. Selain itu jumlah foto CEO dalam laporan tahunan sebagai indikator Ego belum cukup kuat untuk menjelaskan kecenderungan perusahaan melakukan kecurangan laporan keuangan. Bisa jadi, ekspresi Ego melalui media visual tidak langsung berhubungan dengan keputusan strategis terkait pelaporan keuangan, atau perusahaan cenderung membatasi eksposur pribadi dalam dokumen resmi. Di sisi lain, variabel kontrol Financial Distress menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap FFR. Temuan ini menegaskan bahwa perusahaan yang berada dalam kondisi tekanan keuangan tinggi memiliki kecenderungan lebih besar untuk memanipulasi laporan keuangan. Tekanan ini dapat berasal dari keharusan mempertahankan kepercayaan pemegang saham, memenuhi ekspektasi pasar, atau menjaga hubungan baik dengan kreditur. Dengan demikian, Financial Distress bertindak sebagai pemicu utama, yang mendorong manajemen mencari jalan pintas melalui kecurangan untuk mempertahankan citra positif dan kelangsungan operasional perusahaan. Temuan ini mendukung kerangka Fraud Hexagon sebagai model teoritis yang kuat dalam menjelaskan perilaku kecurangan keuangan walaupun temuan pada peran Rationalization dan Ego perlu dikoreksi dan dipahami menggunakan teori lain seperti Situational Action Theory dan Self-Control Theory. Situational Action Theory (SAT) menyatakan bahwa tindakan menyimpang bukan hanya hasil dari disposisi internal seperti rasionalisasi moral, tetapi juga dipengaruhi secara kuat oleh faktor situasional, seperti pengawasan sosial, tekanan, dan peluang dalam lingkungan tertentu. Dengan demikian, seseorang yang memiliki kecenderungan membenarkan tindakan salah belum tentu melakukan fraud jika situasi tidak mendukung. Sedangkan Self-Control Theory menyatakan bahwa individu dengan kontrol diri yang tinggi akan lebih mampu menahan godaan untuk melakukan tindakan yang melanggar norma atau hukum, karena mereka mempertimbangkan dampak jangka panjangnya. Secara praktis, penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi auditor, investor, dan regulator untuk lebih waspada terhadap perusahaan yang memiliki karakteristik sesuai dengan elemen Fraud Hexagon, serta mendorong sistem pengawasan internal sebagai upaya mitigasi risiko pelaporan keuangan yang menyesatkan.

Item Type: Thesis (Masters)
Nomor Inventaris: P225217
Uncontrolled Keywords: Fraudulent Financial Distress, Fraud Hexagon, Financial Distress
Subjects: R > R219 Reporters and reporting
Divisions: Program Pascasarjana & Profesi > S2 Akuntansi
Depositing User: Mrs. Mishola Esnawati
Date Deposited: 07 Aug 2025 07:43
Last Modified: 07 Aug 2025 07:43
URI: http://repository.unsoed.ac.id/id/eprint/35582

Actions (login required)

View Item View Item