NOFRIANTO, Lin (2025) Hubungan antara Karakteristik Sosial Ekonomi Petani dan Dukungan Kelembagaan Pertanian dengan Produktivitas Durian Kromo Banyumas di Kecamatan Kemranjen. Masters thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

	PDF (Cover) COVER-Lin Nofrianto-P2E024006-Tesis-2025.pdf Download (376kB)
	PDF (Legalitas) LEGALITAS-Lin Nofrianto-P2E024006-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	PDF (Abstrak) ABSTRAK-Lin Nofrianto-P2E024006-Tesis-2025.pdf Download (449kB)
	PDF (BabI) BAB-I-Lin Nofrianto-P2E024006-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only until 1 December 2026. Download (543kB)
	PDF (BabII) BAB-II-Lin Nofrianto-P2E024006-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only until 1 December 2026. Download (627kB)
	PDF (BabIII) BAB-III-Lin Nofrianto-P2E024006-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only until 1 December 2026. Download (705kB)
	PDF (BabIV) BAB-IV-Lin Nofrianto-P2E024006-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (792kB)
	PDF (BabV) BAB-V-Lin Nofrianto-P2E024006-Tesis-2025.pdf Download (409kB)
	PDF (DaftarPustaka) DAFTAR PUSTAKA-Lin Nofrianto-P2E024006-Tesis-2025.pdf Download (564kB)
	PDF (Lampiran) LAMPIRAN-Lin Nofrianto-P2E024006-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Durian Kromo Banyumas merupakan varietas lokal unggulan yang memiliki nilai strategis bagi pengembangan agribisnis hortikultura di Kabupaten Banyumas, terutama di Kecamatan Kemranjen sebagai sentra produksinya. Namun, dalam lima tahun terakhir (2019–2023), produksinya mengalami penurunan sebesar 40,01%, yang mengindikasikan adanya masalah dalam keberlanjutan produktivitas. Penurunan ini sebelumnya banyak dikaitkan dengan faktor teknis agronomis dan agroklimat, sementara dimensi sosial ekonomi petani serta dukungan kelembagaan pertanian masih jarang diteliti. Padahal, karakteristik petani seperti umur, pendidikan, pengalaman, luas lahan, dan diversifikasi usaha, serta peran kelembagaan seperti kelompok tani, penyuluhan, dan pembiayaan, berkaitan erat dengan kapasitas petani dalam mengadopsi inovasi dan menjaga keberlanjutan produksi. Observasi lapangan menunjukkan bahwa petani durian di Kemranjen memiliki karakteristik yang beragam, sementara kelembagaan belum berfungsi optimal dalam memberikan layanan pendampingan, informasi, maupun akses permodalan. Kondisi tersebut menimbulkan dugaan adanya hubungan antara variasi karakteristik sosial ekonomi dan tingkat dukungan kelembagaan dengan capaian produktivitas durian Kromo. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kondisi sosial ekonomi petani dan dukungan kelembagaan, serta menganalisis hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dan dukungan kelembagaan pertanian dengan produktivitas Durian Kromo Banyumas di Kecamatan Kemranjen. Penelitian ini menawarkan kebaruan dengan mengintegrasikan variabel sosial-ekonomi dan kelembagaan yang sebelumnya belum diteliti, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai determinan produktivitas durian kromo banyumas serta dasar bagi perumusan kebijakan peningkatan produksi secara berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei terhadap 64 petani durian yang dipilih melalui teknik proportional simple random sampling. Variabel penelitian ini terdiri atas variabel Karakteristik sosial ekonomi petani (umur, pendidikan formal, pengalaman berusahatani, luas lahan, dan diversifikasi usaha), dukungan kelembagaan pertanian (partisipasi kelompok tani, akses ke layanan penyuluhan pertanian, dan akses terhadap pembiayaan) dan produktivitas durian kromo banyumas. Data dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani durian di Kecamatan Kemranjen memiliki karakteristik sosial ekonomi yang beragam namun berada dalam kondisi sumber daya yang terbatas. Mayoritas petani berada pada usia 35–44 tahun, berpendidikan SMA sederajat, memiliki pengalaman berusahatani 11–20 tahun, mengelola lahan sempit ≤0,25 ha serta memiliki setidaknya satu pekerjaaan sampingan. Dari sisi kelembagaan, partisipasi dalam kelompok tani masih rendah, akses penyuluhan masih terbatas, dan akses pembiayaan masih didominasi oleh tengkulak. Selanjutnya, hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa empat karakteristik sosial ekonomi meliputi umur, pendidikan formal, pengalaman berusahatani, dan luas lahan memiliki hubungan signifikan dengan produktivitas durian. Umur dan pengalaman berhubungan negatif, sedangkan pendidikan formal dan luas lahan menunjukkan korelasi positif. Diversifikasi usaha tidak terbukti berpengaruh terhadap produktivitas. Pada aspek kelembagaan, akses pembiayaan merupakan satu-satunya variabel yang berhubungan signifikan dengan produktivitas, dengan arah hubungan positif. Sebaliknya, partisipasi dalam kelompok tani dan akses penyuluhan tidak menunjukkan hubungan signifikan, terutama karena rendahnya keterlibatan petani dan minimnya intensitas layanan yang diterima. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini merekomendasikan penguatan akses pembiayaan formal melalui kolaborasi pemerintah daerah dengan lembaga keuangan bank maupun mikro untuk menyediakan skema kredit durian Kromo yang lebih fleksibel dan mudah dijangkau, guna mengurangi ketergantungan pada tengkulak. Selain itu, kualitas dan kuantitas pendidikan informal perlu ditingkatkan melalui sekolah lapang, pelatihan teknis, dan penyuluhan yang lebih rutin dan aplikatif. Penguatan pengelolaan usahatani skala kecil melalui intensifikasi dan pengorganisasian kolektif, seperti pembentukan klaster produksi untuk meningkatkan efisiensi petani kecil. Di samping itu, program pemberdayaan petani muda perlu dirancang untuk membuka akses modal, lahan, dan insentif yang mendorong regenerasi petani durian di Kecamatan Kemranjen.

Actions (login required)

View Item