PURNOMO, Imam (2017) Studi Gaya Hidup Santri Pondok Pesantren Assalafiyyah Kelurahan Karangwangkal, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas. Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.
PDF (Cover)
Cover.pdf Download (108kB) |
|
PDF (Legalitas)
Legalitas.pdf Restricted to Repository staff only Download (404kB) |
|
PDF (Abstrak)
Abstrak.pdf Download (100kB) |
|
PDF (BabI)
BabI.pdf Restricted to Repository staff only Download (183kB) |
|
PDF (BabII)
BabII.pdf Restricted to Repository staff only Download (277kB) |
|
PDF (BabIII)
BabIII.pdf Restricted to Repository staff only Download (203kB) |
|
PDF (BabIV)
BabIV.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
|
PDF (BabV)
BabV.pdf Download (94kB) |
|
PDF (DaftarPustaka)
daftarpustaka.pdf Download (232kB) |
|
PDF (Lampiran)
Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (106kB) |
Abstract
Skripsi dengan judul Studi Gaya Hidup Santri Pondok Pesantren Assalafiyyah Kelurahan Karangwangkal, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas. Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan gaya hidup santri di Pesantren Assalafiyyah, Kelurahan Karangwangkal, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas dan juga menemukan sebab-sebab yang menjadi alasan bagi santri untuk mempertahankan gaya hidup santri di pesantren. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif dengan menggunakan metode pengambilan data menggunakan observasi dan wawancara. Sasaran penelitian ini adalah santri mukim pesantren Assalafiyyahh. Penelitian ini menggunakan teori tindakan social Max Weber. Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa gaya hidup santri mengenai pola pakaian santri tidak diwajibkan baju koko, tapi diwajibkan memakai sarung dan tidak ada tuntutan warna. Pakaian di beli di pasar tradisional dengan uang sendiri. Pakaian sebagai suatu keharusan saat sholat, ngaji dan dzikir. Pakaian saat sholat berbeda dengan pakaian saat bekerja dan tidur. Fungsi pakaian sebagai penunjuk identitas santri. Mengenai pola makan santri bahwa frekuensi dan makanan yang dimakan santri waktu pengajian welasan dan sehari-hari berbeda, kalau sehari tiga kali, saat ada pengajian makan empat kali. Makanan yang dimakan waktu ada pengajian daging kambing, sehari-hari berupa makanan seadanya yang fungsinya untuk mengganjal perut dari rasa lapar bukan untuk mengenyangkan perut. Santri memasak sendiri, bahan makanan diperoleh santri dari hasil bertani dan berkebun, tapi kalau tidak ada hasil bertani, santri membelinya di pasar tradisional di Karangwangkal maupun di Grendeng. Bahan makanan yang dibeli santri juga merupakan bahan makanan yang murah untuk menghemat biaya. Mengenai pola mandi, santri mandi tiga kali sehari yaitu pagi sebelum sholat subuh, siang sebelum sholat dhuhur dan sore sebelu sholat magrib. Alat mandi yang digunakan santri berupa sabun mandi batang, sikat dan pasta gigi, sampo, dan juga handuk. Alat-alat mandi santri beli di warung sembako terdekat. Uang yang dipakai yaitu uang hasil jerih payah santri sendiri. Santri mandi di kamar mandi. Mengenai pola tidur, jadwal tidur santri tidak pasti, tapi setelah pengajian malam selesai itu adalah waktu istirahat santri. Santri tidur di kamar santri karena pesantren telah menyediakan asrama santri. Alat tidur santri membawa sendiri sementara pesantren hanya menyediakan kamar dan tikar. Santri menghormati kyai supaya memperoleh barokah. Kyai dihormati bukan karena orangnya tapi karena ilmunya. Santri dengan sesama santri mukim sangat dekat, yang diibaratkan satu keluarga di pesantren. Hubungan santri mukim dengan santri luar kurang dekat, karena santri kalong ada di pesantren ketika pengajian malam Selasa dan malam Jum`at serta pengajian welasan saja. Santri kurang begitu dekat dengan masyarakat sekitar, karena rutinitas yang berbeda. Kebanyakan santri memiliki hand phone. Merek hand phone yang dimiliki santri antaranya nokia, samsung. Santri membeli dengan uang sendiri barang milik santri di konter terdekat dengan tempat tinggal santri. Gaya hidup santri yang dilestarikan di Pondok Pesantren Assalafiyyah berhubungan dengan ajaran yang diajarkan di pesantren oleh kyai. Selain itu juga pengaruh karisma kyai. kepatuhan santri dengan kyai. Kyai sebagai panutan. Melestarikan warisan gaya hidup santri masa lalu dan mencontoh ulama pendiri tarekat Qodiriyah Naqsabandiyah.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Nomor Inventaris: | F17509 |
Uncontrolled Keywords: | Budaya, Gaya hidup |
Subjects: | C > C643 Community and school L > L230 Lifestyles |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > S1 Sosiologi |
Depositing User: | Mr Fathu Rahman Rosyidi |
Date Deposited: | 02 Dec 2020 02:30 |
Last Modified: | 02 Dec 2020 02:30 |
URI: | http://repository.unsoed.ac.id/id/eprint/6680 |
Actions (login required)
View Item |