PUTRI, Fadilla Nur Rizki (2021) Analisis Perilaku Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi pada Berita Online Kompas.com dan Tribunnews.com). Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

	PDF (Cover) COVER-Fadilla Nur Rizki Putri-F1A017097-Skripsi-2021.pdf Download (448kB)
	PDF (Legalitas) LEGALITAS-Fadilla Nur Rizki Putri-F1A017097-Skripsi-2021.pdf Restricted to Repository staff only Download (886kB)
	PDF (Abstrak) ABSTRAK-Fadilla Nur Rizki Putri-F1A017097-Skripsi-2021.pdf Download (458kB)
	PDF (BabI) BAB-I-Fadilla Nur Rizki Putri-F1A017097-Skripsi-2021.pdf Restricted to Repository staff only Download (924kB)
	PDF (BabII) BAB-II-Fadilla Nur Rizki Putri-F1A017097-Skripsi-2021.pdf Restricted to Repository staff only Download (728kB)
	PDF (BabIII) BAB-III-Fadilla Nur Rizki Putri-F1A017097-Skripsi-2021.pdf Restricted to Repository staff only Download (601kB)
	PDF (BabIV) BAB-IV-Fadilla Nur Rizki Putri-F1A017097-Skripsi-2021.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	PDF (BabV) BAB-V-Fadilla Nur Rizki Putri-F1A017097-Skripsi-2021.pdf Restricted to Repository staff only Download (552kB)
	PDF (DaftarPustaka) DAFTAR PUSTAKA-Fadilla Nur Rizki Putri-F1A017097-Skripsi-2021.pdf Download (401kB)
	PDF (Lampiran) LAMPIRAN-Fadilla Nur Rizki Putri-F1A017097-Skripsi-2021.pdf Restricted to Repository staff only Download (296kB)

Abstract

Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia membuat kondisi dan situasi setiap individu berubah dengan drastis. Menjalani karantina wilayah dan tetap berada di rumah bagi sebagian orang akan mempererat kebersamaan dalam keluarga. Namun, bagi sebagian lainnya, hal itu justru memperuncing perbedaan dan meningkatkan konflik. Pembatasan kehidupan sosial selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, dalam kondisi tertentu, memang dapat menghadirkan ketidakpastian, pemisahan, dan ketakutan bagi banyak individu, pasangan, dan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan, mendeskripsikan, dan menganalisis jenis kelamin pelaku dan korban KDRT, bentuk-bentuk KDRT, hubungan antara pelaku dan korban KDRT, faktor internal yang melatarbelakangi KDRT, dan faktor eksternal yang melatarbelakangi KDRT. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif analisis isi dengan bahan penelitian dari berita KDRT di Kompas.com dan Tribunnews.com. Penelitian ini menggunakan teknik quota sampling dengan sampel sebanyak 30 berita. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk mencari modus dan melihat kecendrungan data. Hasil penelitian menunjukkan jenis kelamin pelaku KDRT adalah laki-laki sebanyak 83,3% dan perempuan sebanyak 16,7%. Jenis kelamin korban KDRT adalah perempuan sebanyak 83,3% dan laki-laki sebanyak 16,7%. Bentuk KDRT yang sering muncul adalah kekerasan fisik sebesar 50%, kekerasan psikis sebanyak 13,3%, kekerasan seksual sebanyak 20%, dan penelantaran rumah tangga sebanyak 16,7%. Hubungan antara pelaku dan korban KDRT yang sering muncul adalah pasangan sebesar 90% dan antar anggota keluarga inti sebanyak 10%. Faktor internal berdasarkan faktor perilaku agresi yang sering muncul adalah berantem dengan pasangan sebesar 73,3% dan perkosaan rumah tangga sebesar 26,7%. Faktor internal berdasarkan faktor kondisi psikologis yang tidak stabil yang sering muncul adalah emosi yang tidak stabil sebesar 52,6%, gangguan kejiwaan sebanyak 10,5%, cemburu sebanyak 21,1%, dan frustasi sebanyak 15,8%. Faktor eksternal berdasarkan faktor ekonomi yang sering muncul adalah tidak ada pemasukan sebanyak 50% dan tidak memberi nafkah yang memiliki prosentase sama yaitu 50%. Faktor eksternal berdasarkan faktor pasangan yang sering muncul adalah pasangan yang selingkuh sebanyak 42,9%, meminum alkohol yang memiliki jumlah yang sama yaitu 42,9%, dan pasangan sering bohong sebanyak 14,3%. Faktor eksternal berdasarkan faktor sosial budaya yang sering muncul adalah faktor dominasi pasangan (suami) antara lain berupa ancaman dan paksaan verbal sebesar 66,7% dan memberi ancaman menggunakan senjata sebanyak 33,3%. Faktor eksternal berdasarkan faktor status pendidikan korban KDRT yang sering muncul adalah status pendidikan yang rendah sebanyak 100%. Kekerasan ganda adalah beberapa bentuk kekerasan yang dialami oleh korban KDRT yang biasanya berjumlah dua bentuk atau lebih. Kekerasan ini juga menunjukkan jumlah sebesar 21 korban. Kekerasan ganda juga dialami oleh perempuan karena saat perempuan mengalami kekerasan fisik ia akan merasakan kekerasan psikis juga. Alasannya adalah dampak tindak kekerasan tidak hanya dirasakan secara fisik saja tetapi juga dirasakan secara mental. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, kondisi pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Mulai dari pendidikan, ekonomi, kesehatan mental, tindakan buruk pasangan, dan sebagainya. Selain itu, budaya patriarki yang melekat dalam kehidupan masyarakat Indonesia juga menjadi faktor yang mempengaruhi terjadinya KDRT. Kondisi tidak pasti selama pandemi Covid-19 dan adanya budaya patriarki memang membuat banyak individu mengalami rasa khawatir untuk bisa bertahan atau tidak yang bisa mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. Kondisi tersebut memicu adanya rasa stress, depresi, frustasi, dan sulitnya mengkontrol emosi karena rasa cemas berlebihan yang dapat memicu tindak KDRT. Saran bagi pemerintah adalah melaksanakan pendidikan tentang gender yang sebaiknya diberikan sejak dini dan memberikan wadah yang aman bagi korban KDRT. Saran untuk masyarakat yaitu bisa menghilangkan kebudayaan patriarki dengan mengubah pola pikir dan banyak membaca informasi terkait jenis-jenis kekerasan gender dan bentuk-bentuk kekerasan gender akibat adanya budaya patriarki. Selanjutnya, saran untuk korban KDRT sebaiknya tidak sungkan untuk menceritakan tindakan kekerasan yang dialaminya kepada orang terdekat serta dibarengi dengan upaya pemberdayaan bagi korban KDRT agar membantu perempuan untuk tidak terikat dengan orang lain maupun pelaku kekerasan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri dan keluarganya.

Actions (login required)

View Item