LISNAWATI, Lisnawati (2024) Ritual Pendisiplinan Siswa di SMA dalam Penegakan Tata Tertib Sekolah. Masters thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

	PDF (Cover) COVER-Lisnawati-F2B022013-Tesis-2024.pdf Download (254kB)
	PDF (Legalitas) LEGALITAS-Lisnawati-F2B022013-Tesis-2024.pdf Restricted to Repository staff only Download (604kB)
	PDF (Abstrak) ABSTRAK-Lisnawati-F2B022013-Tesis-2024.pdf Download (205kB)
	PDF (BabI) BAB I-Lisnawati-F2B022013-Tesis-2024.pdf Restricted to Repository staff only until 15 February 2025. Download (2MB)
	PDF (BabII) BAB II-Lisnawati-F2B022013-Tesis-2024.pdf Restricted to Registered users only until 15 February 2025. Download (7MB)
	PDF (BabIII) BAB III-Lisnawati-F2B022013-Tesis-2024.pdf Restricted to Repository staff only until 15 February 2025. Download (2MB)
	PDF (BabIV) BAB IV-Lisnawati-F2B022013-Tesis-2024.pdf Restricted to Repository staff only Download (36MB)
	PDF (BabV) BAB V-Lisnawati-F2B022013-Tesis-2024.pdf Download (1MB)
	PDF (Daftar Pustaka) DAFTAR PUSTAKA-Lisnawati-F2B022013-Tesis-2024.pdf Download (3MB)
	PDF (Lampiran) LAMPIRAN-Lisnawati-F2B022013-Tesis-2024.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Ritual pendisiplinan siswa merupakan serangkaian tindakan yang dijalankan secara teratur untuk memastikan ketaatan siswa terhadap tata tertib. Selama ini tata tertib sering kali hanyalah berwujud lembar tulisan yang diwariskan secara turun temurun. Siswa kurang terlibat dalam perumusan tata tertib. Di sisi lain, Pelanggaran terhadap tata tertib masih sering dijumpai di sekolah. Hal ini terjadi karena masih banyak siswa kurang memahami dan menganggap sepele tata tertib. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif di salah satu SMAN 1 Wangon. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan proses pendisiplinan dalam penegakan tata tertib. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sasaran penelitian ditentukan secara purposif, yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas, guru BK, dan siswa. Validasi data yang digunakan yaitu metode triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tata tertib dirumuskan bersama oleh waka bidang kesiswaan, pengrus OSIS & MPK, ketua kelas melalui forum revisi tata tertib. Tata tertib yang telah dirumuskan dan disepakati bersama kemudian disosialisasikan kepada siswa. Merujuk pada mekanisme pendisiplinan Foucault, SMAN 1 Wangon menerapkan mekanisme pendisiplinan berikut: 1) pengawasan terhadap siswa, meliputi: pengawasan siswa saat jam kedatangan, pengawasan siswa di kelas menggunakan CCTV, pengawasan siswa oleh Pokja, praktik razia siswa, dan penerapan sistem poin. 2) Normalisasi ketentuan sekolah terhadap siswa. Tata tertib mengatur waktu, aktivitas, perilaku, penampilan, ucapan yang dianggap sopan, serta barang-barang yang boleh dibawa siswa ke sekolah. 3) Mekanisme penilaian atas kepatuhan dengan pemberian penghargaan serta hukuman kolektif, berupa predikat kelas disiplin dan tidak disiplin. Sekolah mejadi institusi yang dipayungi oleh berbagai kepentingan. Sekolah menjadi alat negara untuk menjadikan warga negara yang taat terhadap aturan negara. Sekolah menghasilkan tubuh patuh untuk kepentingan industri yaitu tempat untuk menyiapkan tenaga kerja. Sekolah menjadi tempat pelanggengangan kekuasaan melalui berbagai mekanisme yang tidak disadari siswa. Siswa diawasi secara ketat terutama dengan penggunaan CCTV. Pengawasan ketat ini membatasi ruang gerak siswa layaknya narapidana. Pendisiplinan masih menuai kontra seperti pendisiplinan rambut dan pemakaian gawai. Meskipun demikian, berbagai mekanisme pendisiplinan terutama hukuman sebagai konsekuensi dari pelanggaran tata tertib tetap diterima dan dijalankan. Sekolah perlu untuk menerapkan disiplin positif kepada siswa. Disiplin positif menciptakan ruang dialogis bagi siswa, memahami motif dibalik tindakan siswa, mengingatkan kembali kesepakatan kelas yang telah dibuatnya, dan mencari solusi bersama sesuai dengan harapan siswa itu sendiri.

Actions (login required)

View Item