MUBIINA, Fathan Ali (2017) Tinjauan Yuridis Klaim Zona Ekonomi Eksklusif oleh Republik Rakyat Tiongkok di Perairan Pulau Natuna Indonesia. Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.
|
PDF (Cover)
Cover_1.pdf Download (25kB) | Preview |
|
PDF (Legalitas)
Legalitas_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (478kB) |
||
|
PDF (Abstrak)
Abstrak_1.pdf Download (64kB) | Preview |
|
PDF (BabI)
Bab I_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (209kB) |
||
PDF (BabII)
Bab II_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (545kB) |
||
PDF (BabIII)
Bab III_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (20kB) |
||
PDF (BabIV)
Bab IV_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (501kB) |
||
PDF (BabV)
Bab V_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (161kB) |
||
|
PDF (DaftarPustaka)
Daftar Pustaka_1.pdf Download (148kB) | Preview |
|
PDF (Lampiran)
Lampiran_1.pdf Restricted to Repository staff only Download (32kB) |
Abstract
Perairan Kepulauan Indonesia terdiri dari laut teritorial, zona tambahan, zona ekonomi eksklusif, dan landas kontinen. Yurisdiksi negara Republik Indonesia salah satunya berada pada perairan Pulau Natuna. Zona ekonomi eksklusif di perairan Pulau Natuna diakui oleh negara Republik Rakyat Tiongkok sebagai bagian dari Laut zona ekonomi eksklusif Tiongkok. Hal demikianlah yang menyebabkan konflik antara Indonesia dengan Tiongkok terkait tumpang tindihnya wilayah perairan antara zona ekonnomi eksklusif dari Indonesia dengan Laut Cina Selatan yang menjadi bagian dari kedaulatan Tiongkok. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif, spesifikasi penelitian berdasarkan atas data sekunder. Metode analisis data menggunakan normatif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dasar kepemilikan zona ekonomi eksklusif perairan Pulau Natuna oleh negara Indonesia maupun negara Tiongkok. Mengetahui tindakan Pemerintah Indonesia terhadap negara Tiongkok mengenai keberadaannya di wilayah perairan Pulau Natuna. Hasil penelitian menunjukkan, apabila dilihat dari sudut pandang United Nations Convention on the Law of the Sea 1982 (UNCLOS 1982), maka Indonesia berhak atas kedaulatan dan penerapan yurisdiksi nasional di wilayah perairan Pulau Natuna yang menjadi sengketa. Hasil tersebut sejalan dengan ketentuan mengenai lebar zona ekonomi eksklusif seluas 200 mil yang dihitung dari garis pangkal Pulau Natuna. Wilayah zona ekonomi eksklusif Tiongkok tidak hanya mendasarkan pada UNCLOS 1982, akan tetapi juga pada sembilan titik putus (nine dash line) sebagai histioric rights Tiongkok. Dasar klaim Tiongkok bertentangan dengan hukum internasional, yaitu Pasal 57 UNCLOS 1982 lebar zona ekonomi eksklusif maksimallebar sampai dengan 200 mil, dasar klaim Tiongkok juga tidak dapat dipaksakan keberadaannya untuk menentukan batas wilayah perairan dari Tiongkok, karena menyalahi ketentuan di dalam UNCLOS 1982 atau Konvensi Hukum Laut Internasional 1982.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Nomor Inventaris: | E17086 |
Uncontrolled Keywords: | Perairan Pulau Natuna, Laut Cina Selatan, UNCLOS 1982 |
Subjects: | I > I235 International law Maritime law Salvage |
Divisions: | Fakultas Hukum > S1 Ilmu Hukum |
Depositing User: | Mrs Sri Handayani |
Date Deposited: | 29 Oct 2018 08:14 |
Last Modified: | 09 Jan 2020 02:57 |
URI: | http://repository.unsoed.ac.id/id/eprint/174 |
Actions (login required)
View Item |