Search for collections on Repository Universitas Jenderal Soedirman

Proses Adopsi Inovasi Budidaya Lebah Madu Klanceng di Desa Mendolo Kecamatan Lebakbarang Kabupaten Pekalongan

PRASETYO, Eko (2024) Proses Adopsi Inovasi Budidaya Lebah Madu Klanceng di Desa Mendolo Kecamatan Lebakbarang Kabupaten Pekalongan. Masters thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

[img] PDF (Cover)
COVER- Eko Prasetyo-P2B021004-Tesis-2024.pdf

Download (51kB)
[img] PDF (Legalitas)
LEGALITAS- Eko Prasetyo-P2B021004-Tesis-2024.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] PDF (Abstrak)
ABSTRAK- Eko Prasetyo-P2B021004-Tesis-2024.pdf

Download (77kB)
[img] PDF (BabI)
BAB-I- Eko Prasetyo-P2B021004-Tesis-2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 5 August 2025.

Download (122kB)
[img] PDF (BabII)
BAB-II- Eko Prasetyo-P2B021004-Tesis-2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 5 August 2025.

Download (172kB)
[img] PDF (BabIII)
BAB-III- Eko Prasetyo-P2B021004-Tesis-2024.pdf
Restricted to Repository staff only until 5 August 2025.

Download (324kB)
[img] PDF (BabIV)
BAB-IV- Eko Prasetyo-P2B021004-Tesis-2024.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)
[img] PDF (BabV)
BAB-V- Eko Prasetyo-P2B021004-Tesis-2024.pdf

Download (46kB)
[img] PDF (DaftarPustaka)
DAFTAR PUSTAKA- Eko Prasetyo-P2B021004-Tesis-2024.pdf

Download (187kB)
[img] PDF (Lampiran)
LAMPIRAN- Eko Prasetyo-P2B021004-Tesis-2024.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (42kB)

Abstract

Perburuan madu Klanceng yang sudah dilakukan secara turun temurun di Desa Mendolo Kecamatan Lebakbarang Kabupaten Pekalongan mulai beralih dengan diperkenalkannya budidaya lebah madu Klanceng. Proses adopsi budidaya lebah madu Klanceng yang sudah berlangsung selama 10 tahun baru menghasilkan 6,6% petani yang mengadopsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petani budifaya lebah madu Klanceng, profil atribut adopsi inovasi, faktor pendorong, faktor penghambat dan faktor utama dalam adopsi inovasi, serta menyusun strategi meningkatkan jumlah petani yang mengadopsi budidaya lebah madu Klanceng. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix methods. Teknik pengambilan data dengan obervasi, wawancara, dokumentasi dan diskusi kelompok terfokus.. Analisis data menggunakan analisis dekriptif dengan bantuan software NVivo, dan analisis struktural dengan software MICMAC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik petani budidaya lebah madu Klanceng di Desa Mendolo, yaitu: 40% petani tinggal di dukuh Medolo Kulon, berumur 23- 55 tahun, jenis kelamin laki-laki, 80% menempuh pendidikan SD, luas lahan milik rata-rata 0,4 ha, luas lahan pangkuan hutan negara rata-rata 0,96 ha, 84% merupakan pemburu madu, dengan pengalaman berburu madu rata-rata 17 tahun. Profil atribut adopsi inovasi budidaya lebah madu Klanceng di Desa Mendolo adalah bahwa budidaya lebah madu Klanceng lebih menguntungkan daripada perburuan, sesuai untuk diterapkan di Desa Mendolo, dapat dilaksanakan dengan mudah, dapat diuji coba, dan dapat diamati. Petani mendapat informasi tentang budidaya lebah madu Klanceng dari Kelompok Tani Podo Dadi, LSM Swara Owa, teman, Pemerintah, dan atas inisiatif sendiri. Perkembangan jumlah petani budidaya lebah madu Trigona sejak tahun 2013 hingga tahun 2023 sebanyak 25 orang. Lembaga yang terlibat dalam proses adopsi budidaya lebah madu Klanceng di Desa Mendolo adalah Kelompok Tani Hutan Podo Dadi, Pemerintah Desa Mendolo, LSM Swara Owa, Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IV Pekalongan, dan Bank Indonesia. Faktor-faktor pendorong adopsi budidaya lebah madu Klanceng di Desa Mendolo, yaitu: keuntungan/ penghasilan, memudahkan panen madu, kemudahan budidaya, keberhasilan petani lain, kemauan mencoba, kelompok tani, bantuan stimulan, tradisi perburuan madu, penyuluhan dan pendampingan, individu sendiri, demplot, alam yang mendukung, hobi, tersedianya pakan, pemasaran yang mudah, efisiensi, ada yang mengajak. Faktor-faktor penghambat adopsi budidaya lebah madu Klanceng, yaitu: sulitnya mencari koloni, hama, belum tahu cara budidayanya, koloni kabur, keterbatasan pakan musim hujan, x tidak telaten, penghasilan masih sedikit, modal, proses pemindahan koloni, kurangnya ketrampilan split koloni, terdesak kebutuhan, cara panen, pencurian dan perusakan, keterbatasan waktu, belum tertarik, pemasaran saat panen raya, oknum yang mempengaruhi. Faktor utama dalam proses adopsi inovasi budidaya lebah madu Klanceng terdiri dari 8 faktor, yaitu: pakan lebah madu Klanceng, keberadaan lebah madu Klanceng di alam, adanya bantuan dari pemerintah, adanya CSR. lamanya pengalaman budidaya lebah madu Klanceng, harga jual log koloni lebah madu Klanceng, produksi madu budidaya lebah Klanceng, dan harga jual stup koloni lebah madu Klanceng. Strategi yang dapat meningkatkan jumlah petani yang mengadopsi inovasi budidaya lebah madu Klanceng di Desa Mendolo, yaitu: meningkatkan keberadaan dan fungsi demplot budidaya lebah madu Klanceng, meningkatkan ketersediaan pakan lebah, dan meningkatkan modal petani dengan meningkatkan bantuan dari pemerintah, CSR serta sumber lainnya. Kata kunci: adopsi inovasi, budidaya lebah madu Klanceng, profil adopsi, faktor utama, faktor pendorong, faktor penghambat ABSTRAK Perburuan madu Klanceng yang sudah dilakukan secara turun temurun di Desa Mendolo Kecamatan Lebakbarang Kabupaten Pekalongan mulai beralih dengan diperkenalkannya budidaya lebah madu Klanceng. Proses adopsi budidaya lebah madu Klanceng yang sudah berlangsung selama 10 tahun baru menghasilkan 6,6% petani yang mengadopsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik petani budifaya lebah madu Klanceng, profil atribut adopsi inovasi, faktor pendorong, faktor penghambat dan faktor utama dalam adopsi inovasi, serta menyusun strategi meningkatkan jumlah petani yang mengadopsi budidaya lebah madu Klanceng. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mix methods. Teknik pengambilan data dengan obervasi, wawancara, dokumentasi dan diskusi kelompok terfokus.. Analisis data menggunakan analisis dekriptif dengan bantuan software NVivo, dan analisis struktural dengan software MICMAC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik petani budidaya lebah madu Klanceng di Desa Mendolo, yaitu: 40% petani tinggal di dukuh Medolo Kulon, berumur 23-55 tahun, jenis kelamin laki-laki, 80% menempuh pendidikan SD, luas lahan milik rata-rata 0,4 ha, luas lahan pangkuan hutan negara rata-rata 0,96 ha, 84% merupakan pemburu madu, dengan pengalaman berburu madu rata-rata 17 tahun. Profil atribut adopsi inovasi budidaya lebah madu Klanceng di Desa Mendolo adalah bahwa budidaya lebah madu Klanceng lebih menguntungkan daripada perburuan, sesuai untuk diterapkan di Desa Mendolo, dapat dilaksanakan dengan mudah, dapat diuji coba, dan dapat diamati. Petani mendapat informasi tentang budidaya lebah madu Klanceng dari Kelompok Tani Podo Dadi, LSM Swara Owa, teman, Pemerintah, dan atas inisiatif sendiri. Perkembangan jumlah petani budidaya lebah madu Trigona sejak tahun 2013 hingga tahun 2023 sebanyak 25 orang. Lembaga yang terlibat dalam proses adopsi budidaya lebah madu Klanceng di Desa Mendolo adalah Kelompok Tani Hutan Podo Dadi, Pemerintah Desa Mendolo, LSM Swara Owa, Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IV Pekalongan, dan Bank Indonesia. Faktor-faktor pendorong adopsi budidaya lebah madu Klanceng di Desa Mendolo, yaitu: keuntungan/ penghasilan, memudahkan panen madu, kemudahan budidaya, keberhasilan petani lain, kemauan mencoba, kelompok tani, bantuan stimulan, tradisi perburuan madu, penyuluhan dan pendampingan, individu sendiri, demplot, alam yang mendukung, hobi, tersedianya pakan, pemasaran yang mudah, efisiensi, ada yang mengajak. Faktor-faktor penghambat adopsi budidaya lebah madu Klanceng, yaitu: sulitnya mencari koloni, hama, belum tahu cara budidayanya, koloni kabur, keterbatasan pakan musim hujan, tidak telaten, penghasilan masih sedikit, modal, proses pemindahan koloni, kurangnya ketrampilan split koloni, terdesak kebutuhan, cara panen, pencurian dan perusakan, keterbatasan waktu, belum tertarik, pemasaran saat panen raya, oknum yang mempengaruhi. Faktor utama dalam proses adopsi inovasi budidaya lebah madu Klanceng terdiri dari 8 faktor, yaitu: pakan lebah madu Klanceng, keberadaan lebah madu Klanceng di alam, adanya bantuan dari pemerintah, adanya CSR. lamanya pengalaman budidaya lebah madu Klanceng, harga jual log koloni lebah madu Klanceng, produksi madu budidaya lebah Klanceng, dan harga jual stup koloni lebah madu Klanceng. Strategi yang dapat meningkatkan jumlah petani yang mengadopsi inovasi budidaya lebah madu Klanceng di Desa Mendolo, yaitu: meningkatkan keberadaan dan fungsi demplot budidaya lebah madu Klanceng, meningkatkan ketersediaan pakan lebah, dan meningkatkan modal petani dengan meningkatkan bantuan dari pemerintah, CSR serta sumber lainnya. Kata kunci: adopsi inovasi, budidaya lebah madu Klanceng, profil adopsi, faktor utama, faktor pendorong, faktor penghambat

Item Type: Thesis (Masters)
Nomor Inventaris: P224166
Uncontrolled Keywords: adopsi inovasi, budidaya lebah madu Klanceng, profil adopsi, faktor utama, faktor pendorong, faktor penghambat
Subjects: B > B95 Bees
Divisions: Program Pascasarjana > S2 Penyuluhan Pertanian Pemberdayaan Masyarakat
Depositing User: Mr. Eko Eko Prasetyo
Date Deposited: 05 Aug 2024 01:15
Last Modified: 05 Aug 2024 01:15
URI: http://repository.unsoed.ac.id/id/eprint/28318

Actions (login required)

View Item View Item