MA’RUF, Ihwan (2018) Peran Korban Dalam Terjadinya Tindak Pidana Persetubuhan Terhadap Anak (Studi Kasus di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Purbalingga). Masters thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

	PDF (Cover) 1 cover.pdf Download (518kB)
	PDF (Legalitas) 2 legalitas.pdf Restricted to Repository staff only Download (964kB)
	PDF (Abstrak) 3 abstrak.pdf Download (515kB)
	PDF (BabI) 4 bab1.pdf Restricted to Repository staff only until 11 October 2025. Download (565kB)
	PDF (BabII) 5 bab2.pdf Restricted to Repository staff only until 11 October 2025. Download (697kB)
	PDF (BabIII) 6 bab3.pdf Restricted to Repository staff only until 11 October 2025. Download (566kB)
	PDF (BabIV) 7 bab4.pdf Restricted to Repository staff only Download (774kB)
	PDF (BabV) 8 bab5.pdf Download (547kB)
	PDF (DaftarPustaka) 9 dapus.pdf Download (560kB)

Abstract

Faktor peran korban juga memegang peran penting dalam terjadinya suatu tindak pidana, diantaranya tindak pidana persetubuhan terhadap anak. Karena peran korban yang cenderung besar dalam terjadinya tidak pidana persetubuhan, maka tidaklah berlebihan jika peranan korban dalam tindak pidana persetubuhan dijadikan suatu pertimbangan oleh hakim dalam memutus berat ringanya suatu putusan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dan menganalisa peran korban dalam terjadinya tindak pidana persetubuhan terhadap anak di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Purbalingga. Selain itu juga untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh peran korban dalam terjadinya tindak pidana persetubuhan anak terhadap putusan pemidanaan pelaku di Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Purbalingga, oleh karena itu penulis menggunakan metode yuridis sosiologis/ empiris. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat peranan korban dalam terjadinya tindak pidana persetubuhan terhadap anak di wilayah hukum Pengadilan Negeri Purbalingga. Korban mempunyai peranan yang fungsional dalam terjadinya suatu kejahatan. Deskripsi peranan korban terbagi menjadi beberapa jenis antara lain korban merupakan pacar pelaku, korban kabur dari rumah menuju ke tempat pelaku, dan menginap di rumah pelaku, korban melepas sendiri pakaiannya, persetubuhan terjadi berkali-kali tanpa paksaan, korban diam saja saat terjadi persetubuhan, korban suka dengan pelaku, walaupun pelaku sudah punya anak dan istri, korban mau berpergian dijemput pelaku, korban ikut mabuk-mabukan, korban pernah memberikan foto telanjangnya kepada pelaku, dan foto tersebut dijadikan ancaman akan disebarkan, sebelum disetubuhi pelaku korban sudah tidak virgin, korban menyetujui ajakan pelaku untuk bersetubuh, korban pernah dikasih uang, serta korban disetubuhi di rumah korban. Peran korban dalam terjadinya tindak pidana persetubuhan anak tidak berpengaruh terhadap putusan pemidanaan pelaku di wilayah hukum Pengadilan Negeri Purbalingga. Hal ini terjadi karena hakim Pengadilan Negeri Purbalingga Indah Pokta beranggapan bahwa peranan korban dalam terjadinya tindak pidana persetubuhan merupakan kelalaian anak, karena Anak sebagai korban dinilai dan dianggap secara hukum belum dapat memproteksi dirinya dengan baik dalam pergaulannya di masyarakat. Anak sebagai korban belum dapat memprediksi dengan baik kemungkinankemungkinan yang akan terjadi dari keputusan yang diambil dalam perbuatannya maupun pergaulannya secara pribadi dengan sesama atau lawan jenis. Anak sebagai korban belum dapat berpikir sebaik pemikiran orang dewasa dalam memutuskan apa yang mau mereka lakukan dan resikonya ada dari perbuatan tersebut atau perbuatan apa yang mereka pilih untuk dilakukan dan dampaknya yang akan terjadi.

Actions (login required)

View Item