FEBRIANTO, Firman (2018) Karakteristik Molekuler Dan Morfologi pada Itik (Anas Platyrhinchos ) dan Entok (Cairina Moschata ). Masters thesis, Universitas Jenderal Soedirman.
|
PDF (Cover)
1 cover.pdf Download (517kB) |
|
|
PDF (Legalitas)
2 legalitas.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
|
|
PDF (Abstrak)
3 abstrak.pdf Download (527kB) |
|
|
PDF (BabI)
4 Bab 1.pdf Restricted to Repository staff only until 15 July 2026. Download (585kB) |
|
|
PDF (BabII)
5 bab 2.pdf Restricted to Repository staff only until 15 July 2026. Download (585kB) |
|
|
PDF (BabIII)
6 Bab 3.pdf Restricted to Repository staff only until 15 July 2026. Download (752kB) |
|
|
PDF (BabIV)
7 Bab 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (570kB) |
|
|
PDF (BabV)
8 bab 5.pdf Download (597kB) |
|
|
PDF (Lampiran)
9 lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (621kB) |
|
|
PDF (DaftarPustaka)
9 dapus.pdf Download (572kB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan fenotipik itik lokal dan entok di tingkat peternak secara kualitatif maupun kuantitatif, serta keragaman genetik berbagai itik lokal dan entok dengan metode RFLP menggunakan primer gen growth hormon (GH ). Materi yang digunakan adalah Itik Magelang, Mojosari, Tegal, entok bulu putih, dan entok bulu corak hitam putih, masing-masing jantan dan betina dengan total 50 ekor berumur 30 minggu. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL ) dengan faktor pembeda 5 galur itik bedasarkan jenis kelamin dan ulangan 5 kali. Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah fenotip itik dan entok, serta keragaman genetik (banyaknya alel ) berdasarkan GH, heterozigositas serta jarak genetik. Sifat kualitatif dan kuantitatif dianalisis secara deskriptif dengan uji lanjut BNJ dilakukan bila terdapat perbedaan yang nyata. Sedangkan analisis RFLP digunakan untuk mengetahui frequensi alel, frequensi genotip, keragaman genetik, dan jarak genetik itik lokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan fenotipik Anas platyrhynchos dan Cairina moschata. Warna bulu entok dominan hitam dan putih, sedangkan pada itik muncul warna coklat. Warna paruh entok adalah merah muda dengan coklat hitam, namun pada itik kebanyakan berwarna hitam. Baik itik maupun entok, warna shank yang dominan adalah hitam. Hasil karakteristik morfologi pada itik dan entok betina menunjukan rataan bobot badan Entok putih paling tinggi dan berbeda sangat nyata (P>0.01) dengan itik Tegal dan itik Mojosari, sedangkan dengan itik Magelang tidak berbeda nyata (P>0.05). Itik Magelang dengan itik Tegal dan itik Mojosari tidak berbeda nyata (P>0.05), begitu juga antara entok putih dan entok hitam tidak berbeda nyata (P>0.05). Rataan lebar punggung dan lingkaran dada pada entok putih dan entok hitam berbeda sangat nyata (P<0.05) dengan itik Tegal, Magelang dan Mojosari. Hasil karakteristik morfologi pada itik dan entok jantan menunjukan rataan bobot badan entok putih dan entok hitam tidak berbeda nyata (P>0.05) tetapi berbeda nyata (P<0.05) dengan itik Tegal, Magelang, dan Mojosari. Itik Magelang berbeda nyata (P<0.05)dengan itik Tegal dan itik Mojosari. Bobot badan itik Tegal tidak berbeda nyata (P>0.05) dengan itik Mojosari. Rataan lebar punggung dan lingkaran dada pada entok putih dan entok hitam berbeda sangat nyata (P<0.05) dengan itik Tegal, Magelang dan Mojosari. Hasil analisis PCR-RFLP dengan enzim restriksi Alu1 pada gen GH Anas menghasilkan situs polimorfik. Pada itik Tegal ditemukan 2 situs pemotongan oleh enzim Alu1, dan pada itik Magelang, Mojosari, Entok Putih, dan Entok hitam memiliki 3 situs pemotongan oleh enzim Alu1 yaitu pada 50, 98, dan 148 bp. Hasil analisis PCR-RFLP dengan enzim restriksi Alu1 pada gen GH Cairina menghasilkan situs polimorfik. Pada itik Tegal, Magelang, Mojosari, Entok Putih, dan Entok Hitam ditemukan 2 situs pemotongan oleh enzim Alu1 yaitu pada 139 dan 159 bp. Heterozigositas populasi paling kecil pada gen GH Cairina yaitu Entok Hitam dengan nilai h 0.278±0.246 dan yang paling tinggi yaitu Itik Mojosari dan Entok Putih dengan nilai h 0.499±0.150. Heterozigositas populasi paling kecil pada gen GH Anas yaitu itik Tegal dengan nilai h 0.499±0.150 dan yang paling tinggi yaitu itik Mojosari dengan nilai h 0.959±0.089. Jarak genetik pada gen GH Cairina itik Magelang dengan Entok hitam yaitu 0.063 dan jarak genetik paling jauh yaitu itik Mojosari dengan Entok Putih dengan jarak genetik 0.161. Jarak genetik pada gen GH Cairina itik Mojosari dan Entok Putih dengan jarak genetik 0.001, hal ini dimungkinkan karena situs pemotongan pertama pada 20 bp tidak terlihat karena pemakaian marker gen DNA band terkecil 50 bp.
| Item Type: | Thesis (Masters) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | itik, entok, keragaman morfometrik, keragaman genetik, fenotip, polimorfisme GH Anas, polimorfisme GH Cairina, PCR-RFLP |
| Subjects: | G > G64 Genetics |
| Divisions: | Program Pascasarjana & Profesi > S2 Ilmu Peternakan |
| Depositing User: | Mr Fathu Rahman Rosyidi |
| Date Deposited: | 15 Jul 2025 04:48 |
| Last Modified: | 15 Jul 2025 04:48 |
| URI: | http://repository.unsoed.ac.id/id/eprint/34880 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
