KHAIRUNNISA, Alai Inan Amani (2025) The Effect of Profitability, Leverage, Dividend Yield, and Sustainability Report on Stock Returns of Consumer Non-Cyclicals Companies in 2021–2023. Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

	PDF (Cover) COVER-Alai Inan Amani Khairunnisa-C1I021019-Skripsi-2025.pdf.pdf Download (191kB)
	PDF (Legalitas) LEGALITAS-Alai Inan Amani Khairunnisa-C1I021019-Skripsi-2025.pdf.pdf Restricted to Repository staff only Download (874kB)
	PDF (Abstrak) ABSTRAK-Alai Inan Amani Khairunnisa-C1I021019-Skripsi-2025.pdf.pdf Download (278kB)
	PDF (BabI) BAB-I-Alai Inan Amani Khairunnisa-C1I021019-Skripsi-2025.pdf.pdf Restricted to Repository staff only Download (392kB)
	PDF (BabII) BAB-II-Alai Inan Amani Khairunnisa-C1I021019-Skripsi-2025.pdf.pdf Restricted to Repository staff only Download (469kB)
	PDF (BabIII) BAB-III-Alai Inan Amani Khairunnisa-C1I021019-Skripsi-2025.pdf.pdf Restricted to Repository staff only Download (505kB)
	PDF (BabIV) BAB-IV-Alai Inan Amani Khairunnisa-C1I021019-Skripsi-2025.pdf.pdf Restricted to Repository staff only Download (420kB)
	PDF (BabV) BAB-V-Alai Inan Amani Khairunnisa-C1I021019-Skripsi-2025.pdf.pdf Download (281kB)
	PDF (DaftarPustaka) DAFTAR PUSTAKA-Alai Inan Amani Khairunnisa-C1I021019-Skripsi-2025.pdf.pdf Download (306kB)
	PDF (Lampiran) LAMPIRAN-Alai Inan Amani Khairunnisa-C1I021019-Skripsi-2025.pdf.pdf Restricted to Repository staff only Download (646kB)

Abstract

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengkaji bagaimana faktor keuangan dan non-keuangan memengaruhi return saham perusahaan yang bergerak di sektor Consumer Non-Cyclicals dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2021 hingga 2023. Sektor ini dipilih karena dikenal memiliki stabilitas tinggi, terutama di masa ketidakpastian ekonomi. Perusahaan dalam sektor ini umumnya memproduksi barang-barang kebutuhan pokok seperti makanan, minuman, barang rumah tangga, dan produk perawatan pribadi yang tetap dibutuhkan terlepas dari kondisi ekonomi. Karakteristik ini menjadikan sektor tersebut sebagai objek yang relevan untuk memahami perilaku investor dalam kondisi pasar yang berubah-ubah. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh indikator keuangan seperti profitabilitas, leverage, dan dividend yield, serta satu faktor non-keuangan yaitu pelaporan keberlanjutan, terhadap kinerja return saham. Penelitian ini juga merespons pentingnya menggabungkan analisis keuangan tradisional dengan pendekatan ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam pengambilan keputusan investasi. Sebanyak 27 perusahaan dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria pemilihan mencakup ketersediaan laporan keuangan dan laporan keberlanjutan yang lengkap selama tiga tahun pengamatan. Data dianalisis menggunakan regresi data panel yang menggabungkan data deret waktu dan data lintas individu untuk menangkap variasi yang terjadi baik dari waktu ke waktu maupun antar perusahaan. Berdasarkan hasil uji Chow dan Hausman, model Fixed Effect (FEM) dipilih sebagai model estimasi yang paling sesuai. Hasil analisis menunjukkan beberapa temuan utama. Pertama, profitabilitas yang diukur menggunakan Return on Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap return saham. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan profitabilitas tinggi cenderung lebih menarik bagi investor karena mencerminkan kondisi keuangan yang sehat dan kemampuan menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Kedua, leverage yang diukur dengan Debt-to-Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap return saham. Temuan ini mengindikasikan bahwa struktur modal bukanlah faktor utama yang memengaruhi keputusan investor dalam sektor ini, kemungkinan karena perusahaan memiliki arus kas yang stabil sehingga penggunaan utang tidak dianggap berisiko tinggi. Ketiga, dividend yield memiliki pengaruh negatif terhadap return saham. Artinya, perusahaan dengan dividend yield yang tinggi justru cenderung mengalami kinerja saham yang lebih rendah. Temuan ini bertentangan dengan pandangan tradisional yang menganggap yield tinggi selalu menguntungkan, padahal kenyataannya bisa saja disebabkan oleh penurunan harga saham, bukan karena peningkatan pembayaran dividen. Kondisi seperti ini dikenal sebagai dividend trap. Meskipun dalam signaling theory, dividen dianggap sebagai cara perusahaan menyampaikan sinyal positif tentang prospek masa depannya, dalam konteks ini sinyal tersebut bisa ditangkap berbeda. Dividen yang tinggi saat kinerja perusahaan sedang lemah bisa dianggap tidak berkelanjutan, atau bahkan sebagai upaya Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengkaji bagaimana faktor keuangan dan non-keuangan memengaruhi return saham perusahaan yang bergerak di sektor Consumer Non-Cyclicals dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2021 hingga 2023. Sektor ini dipilih karena dikenal memiliki stabilitas tinggi, terutama di masa ketidakpastian ekonomi. Perusahaan dalam sektor ini umumnya memproduksi barang-barang kebutuhan pokok seperti makanan, minuman, barang rumah tangga, dan produk perawatan pribadi yang tetap dibutuhkan terlepas dari kondisi ekonomi. Karakteristik ini menjadikan sektor tersebut sebagai objek yang relevan untuk memahami perilaku investor dalam kondisi pasar yang berubah-ubah. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh indikator keuangan seperti profitabilitas, leverage, dan dividend yield, serta satu faktor non-keuangan yaitu pelaporan keberlanjutan, terhadap kinerja return saham. Penelitian ini juga merespons pentingnya menggabungkan analisis keuangan tradisional dengan pendekatan ESG (Environmental, Social, and Governance) dalam pengambilan keputusan investasi. Sebanyak 27 perusahaan dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria pemilihan mencakup ketersediaan laporan keuangan dan laporan keberlanjutan yang lengkap selama tiga tahun pengamatan. Data dianalisis menggunakan regresi data panel yang menggabungkan data deret waktu dan data lintas individu untuk menangkap variasi yang terjadi baik dari waktu ke waktu maupun antar perusahaan. Berdasarkan hasil uji Chow dan Hausman, model Fixed Effect (FEM) dipilih sebagai model estimasi yang paling sesuai. Hasil analisis menunjukkan beberapa temuan utama. Pertama, profitabilitas yang diukur menggunakan Return on Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap return saham. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan profitabilitas tinggi cenderung lebih menarik bagi investor karena mencerminkan kondisi keuangan yang sehat dan kemampuan menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Kedua, leverage yang diukur dengan Debt-to-Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap return saham. Temuan ini mengindikasikan bahwa struktur modal bukanlah faktor utama yang memengaruhi keputusan investor dalam sektor ini, kemungkinan karena perusahaan memiliki arus kas yang stabil sehingga penggunaan utang tidak dianggap berisiko tinggi. Ketiga, dividend yield memiliki pengaruh negatif terhadap return saham. Artinya, perusahaan dengan dividend yield yang tinggi justru cenderung mengalami kinerja saham yang lebih rendah. Temuan ini bertentangan dengan pandangan tradisional yang menganggap yield tinggi selalu menguntungkan, padahal kenyataannya bisa saja disebabkan oleh penurunan harga saham, bukan karena peningkatan pembayaran dividen. Kondisi seperti ini dikenal sebagai dividend trap. Meskipun dalam signaling theory, dividen dianggap sebagai cara perusahaan menyampaikan sinyal positif tentang prospek masa depannya, dalam konteks ini sinyal tersebut bisa ditangkap berbeda. Dividen yang tinggi saat kinerja perusahaan sedang lemah bisa dianggap tidak berkelanjutan, atau bahkan sebagai upaya ix menutupi masalah keuangan yang sebenarnya. Penafsiran ini juga didukung oleh pendekatan behavioral finance, yang menunjukkan bahwa investor sering keliru menganggap yield tinggi sebagai pertanda baik, padahal yang sebenarnya terjadi adalah penurunan harga saham akibat memburuknya fundamental perusahaan. Kesalahan persepsi ini dapat memicu reaksi berlebihan dan akhirnya mendorong harga saham turun lebih jauh. Keempat, pelaporan keberlanjutan berpengaruh positif terhadap return saham. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang secara aktif melaporkan aktivitas terkait lingkungan, sosial, dan tata kelola dianggap lebih positif oleh pasar. Pelaporan ini dipandang sebagai bentuk transparansi dan komitmen jangka panjang terhadap keberlanjutan. Hasil ini mendukung Signaling Theory yang menjelaskan bahwa pengungkapan sukarela dapat mengurangi asimetri informasi dan meningkatkan persepsi investor. Secara keseluruhan, temuan penelitian ini memberikan implikasi penting bagi berbagai pihak. Bagi manajemen perusahaan, penting untuk menjaga kinerja keuangan dan meningkatkan kualitas pelaporan keberlanjutan guna membangun kepercayaan investor dan memperkuat reputasi perusahaan. Kebijakan dividen juga perlu disesuaikan dengan kinerja keuangan yang sebenarnya agar tidak memberikan sinyal yang salah. Bagi investor, hasil ini menjadi pengingat untuk tidak hanya bergantung pada dividend yield tinggi, tetapi juga mempertimbangkan kondisi keuangan, profitabilitas, tren harga saham, dan kualitas pelaporan ESG. Pendekatan yang lebih menyeluruh dapat menghasilkan keputusan investasi yang lebih bijak. Bagi regulator dan pembuat kebijakan, hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya mendorong pelaporan keberlanjutan yang transparan dan terstandar. Mengingat pengaruh positif informasi ESG terhadap perilaku investor dan kinerja pasar, pelaporan yang konsisten dapat meningkatkan efisiensi pasar dan mendukung praktik bisnis yang bertanggung jawab.

Actions (login required)

View Item