TAMBUNAN, Grace Retta Uli (2025) Persepsi Mahasiswa Pengurus Unit Kerohanian Islam (UKI) Periode 2024-2025 FISIP Unsoed terhadap Childfree. Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

	PDF (Cover) COVER-Grace Retta Uli Tambunan-F1A020020-Skripsi_2025.pdf Download (127kB)
	PDF (Legalitas) LEGALITAS-Grace Retta Uli Tambunan-F1A020020-Skripsi-2025.pdf Download (499kB)
	PDF (Abstrak) ABSTRAK-Grace Retta Uli Tambunan-F1A020020-Skripsi-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (160kB)
	PDF (BabI) BAB-I-Grace Retta Uli Tambunan-F1A020020-Skripsi_2025.pdf Restricted to Repository staff only until 19 August 2026. Download (265kB)
	PDF (BabII) BAB-II-Grace Retta Uli Tambunan-F1A020020-Skripsi-2025.pdf Restricted to Repository staff only until 19 August 2026. Download (362kB)
	PDF (BabIII) BAB-III-Grace Retta Uli Tambunan-F1A020020-Skripsi_2025.pdf Restricted to Repository staff only until 19 August 2026. Download (183kB)
	PDF (BabIV) BAB-IV-Grace Retta Uli Tambunan-F1A020020-Skripsi-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (672kB)
	PDF (BabV) BAB-V-Grace Retta Uli Tambunan-F1A020020-Skripsi_2025.pdf Download (192kB)
	PDF (DaftarPustaka) DAFTAR PUSTAKA-Grace Retta Uli Tambunan-F1A020020-Skripsi-2025.pdf Download (205kB)
	PDF (Lampiran) LAMPIRAN-Grace Retta Uli Tambunan-F1A020020-Skripsi-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (466kB)

Abstract

Fenomena childfree tidak dapat dipisahkan dari perubahan cara pandang masyarakat terhadap pernikahan yang kini bergeser dari konsep kelembagaan menjadi lebih bersifat perorangan. Jika sebelumnya pernikahan bertujuan melahirkan keturunan, saat ini muncul pandangan yang lebih individualistis yang melihat pernikahan sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan pribadi tanpa ada kewajiban memiliki anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa pengurus Unit Kerohanian Islam (UKI) FISIP Unsoed terhadap fenomena childfree serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pandangan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai persepsi mahasiswa pengurus Unit Kerohanian Islam (UKI) terhadap fenomena childfree. Subjek penelitian adalah mahasiswa yang aktif dalam kegiatan UKI, sedangkan objek penelitian adalah pandangan mereka terhadap fenomena tersebut. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu berdasarkan kriteria tertentu yang relevan dengan tujuan penelitian. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi berupa catatan lapangan serta dokumen pendukung. Keabsahan data dijaga melalui triangulasi sumber dan analisis data dilakukan menggunakan model analisis interaktif Miles & Huberman, yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan secara berulang hingga diperoleh temuan yang valid dan komprehensif. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan persepsi di antara mahasiswa pengurus UKI FISIP Unsoed terhadap fenomena childfree. Beberapa di antaranya memahami keputusan childfree dengan alasan yang rasional atau dalam kondisi tertentu, seperti penyakit yang membuat seseorang tidak memungkinkan untuk memiliki anak. Selain itu, ada pula mahasiswa yang memandang childfree sebagai bagian dari kebebasan individu, mereka mungkin tidak setuju secara pribadi, namun tetap menghargai pilihan orang lain yang mengambil keputusan tersebut. Meskipun demikian, mayoritas mahasiswa pengurus UKI FISIP Unsoed tetap memandang anak sebagai anugerah dari Tuhan, sebagaimana diajarkan dalam nilai-nilai Islam. Cara pandang tersebut dibentuk oleh beragam hal, mulai dari konteks sosial budaya yang mereka jalani, arus wacana di media sosial yang memperkenalkan dan mempopulerkan gaya hidup childfree, hingga ajaran agama yang menjadi kerangka normatif dalam memaknai pentingnya memiliki keturunan dalam pernikahan. Persepsi mahasiswa UKI terhadap childfree tumbuh melalui proses interaksi sosial dan pemaknaan simbolik, yang berakar pada faktor internal seperti keyakinan agama, serta faktor eksternal seperti dinamika lingkungan sosial dan arus informasi di media. Dengan demikian, fenomena childfree dipahami tidak hanya dalam kerangka logika modern, tetapi juga melalui kacamata nilai-nilai keagamaan dan budaya yang hidup di tengah masyarakat.

Actions (login required)

View Item