DEWI, Nabila Sukma (2025) The Levels of Welfare and Release Readiness of Primates at Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau. Skripsi thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

	PDF (Cover) COVER-Nabila Sukma Dewi-B1B020015-Skripsi-2025.pdf Download (99kB)
	PDF (Legalitas) LEGALITAS-Nabila Sukma Dewi-B1B020015- Skripsi-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	PDF (Abstrak) ABSTRAK-Nabila Sukma Dewi-B1B020015-Skripsi-2025.pdf Download (79kB)
	PDF (BabI) BAB-I-Nabila Sukma Dewi-B1B020015-Skripsi-2025.pdf Restricted to Repository staff only until 25 August 2026. Download (88kB)
	PDF (BabII) BAB-II-Nabila Sukma Dewi-B1B020015-Skripsi-2025.pdf Restricted to Repository staff only until 25 August 2026. Download (222kB)
	PDF (BabIII) BAB-III-Nabila Sukma Dewi-B1B020015-Skripsi-2025.pdf Restricted to Repository staff only until 25 August 2026. Download (390kB)
	PDF (BabIV) BAB-IV-Nabila Sukma Dewi-B1B020015-Skripsi-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (535kB)
	PDF (BabV) BAB-V-Nabila Sukma Dewi-B1B020015-Skripsi-2025.pdf Download (98kB)
	PDF (DaftarPustaka) DAFTAR PUSTAKA-Nabila Sukma Dewi-B1B020015-Skripsi-2025.pdf Download (158kB)
	PDF (Lampiran) LAMPIRAN-Nabila Sukma Dewi-B1B020015-Skripsi-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (220kB)

Abstract

Hutan hujan tropis Indonesia dihuni oleh 59 spesies dari 11 marga Primata. Mayoritas spesies primata terancam punah: Rentan, Genting, dan Kritis. Strategi konservasi in situ dan eks situ diperlukan untuk memitigasi penurunan populasi. Tingkat kesejahteraan yang memadai diperlukan untuk upaya konservasi eks situ guna memastikan kesejahteraan satwa terjamin. Terdapat lima prinsip kesejahteraan satwa yang harus dipenuhi oleh pihak konservasi, yaitu (1) bebas dari rasa lapar dan haus, (2) bebas dari suhu dan ketidaknyamanan fisik, (3) bebas dari rasa sakit dan cedera, (4) bebas dari rasa takut, tertekan, dan penderitaan, serta (5) bebas berperilaku normal. Dalam program konservasi eks situ, satwa yang telah melalui masa perawatan dan penangkaran akan dilepasliarkan, sehingga perlu dilakukan penilaian kesiapan. Pengujian veteriner dan pengujian perilaku perlu dipertimbangkan sebelum melepaskan satwa. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dan wawancara menggunakan kuesioner, serta pengumpulan data menggunakan metode purposive sampling dan focal animal sampling. Pengumpulan data dilakukan di PPS PKR Arsasi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau dengan objek penelitian Primata yaitu Siamang (Symphalangus syndactylus), Owa Tangkas (Hylobates agilis), dan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis). Data penelitian tingkat kesejahteraan dan kesiapan pelepasan dianalisis secara deskriptif, kemudian hasilnya dibandingkan antar individu. Tingkat kesejahteraan Primata di BBKSDA Riau menunjukkan bahwa Symphalangus syndactylus memiliki skor total rata-rata 86,75 dengan klasifikasi kesejahteraan Sangat Baik, Hylobates agilis memiliki skor total rata-rata 81,76 dengan klasifikasi kesejahteraan Sangat Baik, dan Macaca fascicularis memiliki skor total rata-rata 78,97 dengan klasifikasi kesejahteraan Baik. Skor kesejahteraan tertinggi dilakukan oleh Micky, dan skor terendah dilakukan oleh Bino. Primata di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau belum memenuhi kriteria perilaku untuk dilepasliarkan. Semua individu primata, kecuali Gori dan Ivan, hanya memiliki tingkat kesiapan lepasliarkan sebesar 25%, jauh di bawah ambang batas yang dipersyaratkan, yaitu 70%, untuk satwa liar.

Actions (login required)

View Item