UTAMI, Era Widya (2025) Sebaran dan Strategi Pembudidaya dalam Pengendalian Penyakit Ikan Gurami (Osphronemous gouramy) di Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah. Masters thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

	PDF (Cover) COVER-Era Widya Utami-L2B023002-Thesis-2025.pdf Download (679kB)
	PDF (Legalitas) LEGALITAS-Era Widya Utami-L2B023002-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB)
	PDF (Abstrak) ABSTRAK-Era Widya Utami-L2B023002-Tesis-2025.pdf Download (1MB)
	PDF (BabI) BAB-I-Era Widya Utami-L2B023002-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only until 26 August 2026. Download (2MB)
	PDF (BabII) BAB-II-Era Widya Utami-L2B023002-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only until 26 August 2026. Download (4MB)
	PDF (BabIII) BAB-III-Era Widya Utami-L2B023002-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only until 26 August 2026. Download (4MB)
	PDF (BabIV) BAB-IV-Era Widya Utami-L2B023002-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (10MB)
	PDF (BabV) BAB-V-Era Widya Utami-L2B023002-Tesis-2025.pdf Download (1MB)
	PDF (DaftarPustaka) DAFTAR PUSTAKA-Era Widya Utami-L2B023002-Tesis-2025.pdf Download (1MB)
	PDF (Lampiran) LAMPIRAN-Era Widya Utami-L-B023002-Tesis-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

Ikan gurami mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan menjadi salah satu komoditas unggulan di beberapa daerah termasuk di Kabupetan Banjarnegara, namun saat ini penyakit ikan menjadi tantangan dalam usaha budidaya Gurami (Osphronemous gouramy) karena berdampak pada kematian masal, kerugian secara ekonomi dan penurunan produksi. Angka produksi gurami Banjarnegara menurun dari 7.326 ton produksi tahun 2019, pada tahun 2023 hanya mencapai 3.128 ton. Strategi pengendalian yang diterapkan juga sering kali belum berbasis pada data ilmiah yang komprehensif, sehingga efektivitasnya masih perlu dievaluasi lebih lanjut. Teridentifikasi ektoparasit Trichodina sp., Monogenea sp., Chilodonella uncinata, dan Oodinium sp. Wilayah hilir Sungai Serayu, menunjukkan prevalensi tinggi dengan tingkat serangan sangat parah hingga parah, sementara wilayah hulu memiliki prevalensi rendah. Persepsi dan praktik pengendalian penyakit oleh pembudidaya menunjukkan gejala yang paling dikenali adalah luka pada tubuh ikan (76,1%) dan kematian mendadak (54,3%), dengan pola kejadian dominan pada masa peralihan musim (45,7%). Berdasarkan analisis Analytical Hierarchy Process (AHP), peningkatan kualitas air menjadi prioritas strategi utama pengendalian penyakit (bobot 0,306), diikuti revitalisasi induk, ketersediaan vaksin/obat/herbal, penerapan biosekuriti dan monitoring pasar, edukasi intensif.dan manajemen pakan berkualitas. Strategi ini mencerminkan pendekatan holistik yang mempertimbangkan aspek preventif dan kuratif dengan fokus pada perbaikan lingkungan budidaya sebagai dasar keberlanjutan usaha.

Actions (login required)

View Item