CANDRA, Riko Purnama (2025) Proses Komunikasi dan Evaluasi Program Pemberdayaan Narapidana (Studi Kasus pada Lapas Kelas IIB Purwokerto). Masters thesis, Universitas Jenderal Soedirman.

	PDF (Cover) COVER-RIKO PURNAMA CANDRA-F2C023001-TESIS-2025.pdf Download (318kB)
	PDF (Legalitas) LEGALITAS-RIKO PURNAMA CANDRA-F2C023001-TESIS-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	PDF (Abstrak) ABSTRAK-RIKO PURNAMA CANDRA-F2C023001-TESIS-2025.pdf Download (602kB)
	PDF (BabI) BAB I-RIKO PURNAMA CANDRA-F2C023001-TESIS-2025.pdf Restricted to Repository staff only until 20 November 2026. Download (746kB)
	PDF (BabII) BAB II-RIKO PURNAMA CANDRA-F2C023001-TESIS-2025.pdf Restricted to Repository staff only until 20 November 2026. Download (1MB)
	PDF (BabIII) BAB III-RIKO PURNAMA CANDRA-F2C023001-TESIS-2025.pdf Restricted to Repository staff only until 20 November 2026. Download (757kB)
	PDF (BabIV) BAB IV-RIKO PURNAMA CANDRA-F2C023001-TESIS-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB)
	PDF (BabV) BAB V-RIKO PURNAMA CANDRA-F2C023001-TESIS-2025.pdf Download (750kB)
	PDF (DaftarPustaka) DAFTAR PUSTAKA-RIKO PURNAMA CANDRA-F2C023001-TESIS-2025.pdf Download (749kB)
	PDF (Lampiran) LAMPIRAN-RIKO PURNAMA CANDRA-F2C023001-TESIS-2025.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB)

Abstract

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIB Purwokerto berperan strategis sebagai tempat pembinaan dan rehabilitasi bagi narapidana kasus narkotika, sekaligus menjadi lokasi rujukan bagi narapidana bermasalah dari berbagai wilayah. Namun, peningkatan angka residivisme menunjukkan bahwa proses reintegrasi antara minat dan kebutuhan narapidana terhadap program pemberdayaan yang dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses komunikasi dan evaluasi program pemberdayaan narapidana di Lapas Narkotika Kelas IIB Purwokerto dengan menggunakan teori Empowerment Evaluation sebagai kerangka analisis. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam, serta dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri atas 13 orang, meliputi 3 petugas Lapas dan 10 narapidana residivis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses komunikasi pemberdayaan di Lapas masih menghadapi inkonsistensi fundamental antara prosedur partisipatif yang diidealkan dengan implementasi yang bersifat top-down dan instruktif. Meskipun telah dilaksanakan lima tahapan komunikasi pemberdayaan mulai dari identifikasi kebutuhan, perancanaan, sosialisasi, motivasi dan dukungan psikologis, hingga pemantauan dan evaluasi narapidana masih ditempatkan sebagai objek pasif tanpa keterlibatan substansial dalam pengambilan keputusan. Kondisi ini bertentangan dengan prinsip democratic participation dan community ownership sebagaimana ditekankan dalam pendekatan empowerment evaluation. Hasil evaluasi program mengidentifikasi 13 aspek kritis yang menunjukkan disparitas signifikan antara program pembinaan wajib (seperti pembinaan keagamaan dengan partisipasi 100% dan rating 9,5) dan program pembinaan kemandirian sukarela (seperti pemasaran produk dengan partisipasi 6,6% dan rating 2,9). Evaluasi juga mengungkap berbagai hambatan sistemik, antara lain dominasi pembinaan keagamaan tanpa dukungan pembinaan intelektual formal, keterbatasan instruktur profesional, infrastruktur bangunan yang usang, minimnya dukungan pemasaran dan ketidaksesuaian program dengan minat narapidana. Temuan tersebut menegaskan perlunya transformasi paradigmatik dari model pembinaan yang bersifat instruktif menuju sistem pemberdayaan partisipatif yang berorientasi pada penguatan kapasitas individu, diversifikasi pendanaan, pengembangan kemitraan multipihak, sertainstitusionalisasi evaluasi partisipatif secara sistematis.

Actions (login required)

View Item